Suara.com - Polisi langsung membubarkan massa aksi 1812 yang menuntut dibebaskannya Habib Rizieq Shihab di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, siang tadi.
Terkait hal itu, anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP, Arteria Dahlan menganggap jika tindakan polisi bukan merupakan pembubaran terhadap peserta aksi melainkan penertiban lantaran aksi memang tidak mengantongi izin.
Arteria pun kembali menyinggung pernyataan polisi yang sebelumnya tak mengeluarkan izin keramaian terkait demo menuntut Rizieq dibebaskan. Sehingga menurutnya, langkah polisi untuk menertibkan aksi tak berizin itu sudah tepat.
"Jadi tidak dibubarkan. Diminta untuk tidak berunjuk rasa. Tidak ada pembubaran tapi diminta untuk tidak berunjuk rasa. Sudah tepat langkah Kepolisian Polda Metro," kata Arteria dihubungi Suara.com, Jumat (18/12/2020).
Arteria menegaskan bahwa selama unjuk rasa mengantongi izin hal tersebut pastinya diperbolehkan karena dijamin konstitusi. Namun berbeda hal dengan unjuk rasa yang tidak memiliki izin, semisal pada aksi 1812 hari ini.
"Jadi kalau bahasanya pembubaran seolah-olah sudah mendapat izin (lalu) dibubarkan. Ini kan hanya upaya penegakan hukum terkait aksi-aksi yang tidak berizin. Karena mereka tidak berizin dilakukan upaya penertiban penegakan hukum dalam konteks cipta kamtibnas," ujar Arteria.
![Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan. [Suara.com/Wahyu K]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/09/79892-anggota-komisi-iii-dpr-arteria-dahlan.jpg)
Langsung Dibubarkan
Polisi langsung membubarkan massa yang baru memulai demonstrasi di kawasan Patung Kuda. Saat dibubarkan, massa pendukung Rizieq itu sempat mencoba bertahan sambil memekikkan takbir serta tahlil.
Pantauan Suara.com di lokasi, massa awalnya berdatangan ke area Patung Kuda sekitar pukul 13.20 WIB. Aparat kepolisian yang berjaga langsung merespons massa yang datang.
Baca Juga: Mau Ikut Aksi 1812, Santri Asal Pandeglang Bawa Celurit Diciduk Polisi
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto melalui pelantang suara mengimbau massa segera membubarkan diri. Namun massa masih memilih bertahan.