Suara.com - Pihak Jasa Marga mengungkapkan penyebab dari gangguan yang terjadi pada CCTV KM 50 Tol Jakarta-Cikampek ketika peristiwa yang menewaskan enam laskar FPI 7 Desember lalu. Mulai dari masalah cuaca hingga hewan liar disebut menjadi penyebab terjadinya gangguan.
General Manager Representatif Tol Jakarta-Cikampek, Widyatmiko Nur Sejati, mengatakan gangguan yang dialami 23 kamera pada KM 49-72 Tol Jakarta-Cikampek bukanlah kerusakan fisik. Ia menyebut ada masalah yang muncul secara tak kasat mata karena operasionalnya selama ini.
"Itu murni operasional yang dia (kamera) kan di posisi di luar. Ada panas, ada hujan kadang ada karat, ada juga hewan yang istilahnya pengganggu yang bisa membuat potensi kerusakan," ujar Widyatmiko, Kamis (17/12/2020).
Dalam prosesnya, pihaknya sempat melakukan pemeriksaan pada bagian soket dan kabel CCTV. Namun, tak ada masalah sehingga dilakukan lagi pemeriksaan lebih jauh.
Baca Juga: Enam Laskar FPI Tewas, Mardani Ali: Peristiwa Pelanggaran HAM Berat
"Sampai akhirnya dicek terus pakai alat khusus, ketemu lah titiknya bahwa ada titik yang mendekati di area kerusakannya ternyata ada di dalam joint closure. Jadi secara kasat mata tidak terlihat," katanya.
Menurutnya kerusakan semacam ini jarang terjadi karena hanya murni faktor operasional kamera yang selama ini beroperasi di luar.
"Ini kerusakan ini jarang, apa istilahnya bisa terjadi bisa ya, karena operasional di tol itu 24 jam," kata Widyatmiko.
Imbas dari kerusakan yang tak terlihat itu, kamera tidak bisa menangkap gambar karena masalah jaringan. Namun secara teknis sebenarnya CCTV itu disebutnya tidak mati.
"CCTV itu sempet seperti yang dijelaskan pertama menyala, hanya saja masalah komunikasi sehingga rekaman itu tdk terbnetuk utk di 23 CCTV yang terputus jaringannya," jelasnya.
Baca Juga: Kesaksian Laskar FPI dalam Insiden Tol Cikampek: Ada 3 Mobil Mencurigakan
Meski sudah memberikan rangkaian gambar yang masih tersedia, Widyatmiko menyebut tak mengetahui ada atu tidaknya rekaman gambar pada saat kejadian. Ia menyarakan hanya memberikannya kepada Komnas HAM untuk diperiksa lebih lanjut.
"Kami sendiri tidak cek. Hanya semua datanya diberikan narasi waktu dari rentang jam sekian sampai sekian ya. Kami jelaskan karena bukan di ranah kami untuk mengecek apakah ini siapa-siapanya ya kami tidak bisa jelaskan," pungkasnya.