Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon menyindir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD terkait enam anggota FPI ditembak mati polisi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mempertanyakan cara mencari keadilan atas kematian enam anggota FPI di tangan polisi.
Awalnya, Mahfud MD melalui akun Twitter miliknya @mohmahfudmd menyebut, memahami keadilan sulit untuk dilakukan. Ia mengambil contoh pada kasus Fahri Hamzah melawan PKS.
Saat Mahkamah Agung menyatakan Fahri Hamzah menang Rp 30 miliar dari PKS, Fahri menyebut ada keadilan di Indonesia.
Baca Juga: RK Salahkan Mahfud MD Soal Rizieq, Demokrat: Tak Elok Saling Lempar Bola
Namun, ketika kemenangan Rp 30 miliar dibatalkan oleh Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung, gantian politisi PKS Hidayat Nur Wahid menyebut putusan MA adil.
"Memahami keadilan itu sulit. MA adil terus ya?" kata Mahfud seperti dikutip Suara.com, Rabu (16/12/2020).
Cuitan tersebut menuai beragam komentar dari publik. Salah satunya Fadli Zon yang mengaitkan keadilan dengan kasus kematian enam anggota FPI.
Fadli Zon mempertanyakan cara mencari keadilan dalam kasus kematian enam anak buah Rizieq Shihab itu.
"Bagaimana caranya mencari 'keadilan' bagi enam anggota FPI yang dibunuh polisi?" kata Fadli Zon.
Baca Juga: Polisi VS Laskar FPI, Kak Seto Sebut 12 Anak dan Bayi Ikut Rombongan Rizieq
Tak sampai disitu, Fadli juga menyindir adanya peluang merealisasikan sila kedua Pancasila yang berbunyi 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab'.
"Ada peluang merealisasikan 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab'?" sindir Fadli Zon.
Enam Anggota FPI Ditembak Mati
Sebanyak enam anggota Laskar FPI tewas dalam aksi penembakan di Jalan Tol Jakarta - Cikampek.
Keenam anggota FPI yang tewas ditembak mati itu telah dimakamkan pada Rabu (9/12/2020) pagi.
Lima jenazah dimakamkan di Megamendung, kabupaten Bogor, yakni Andi Oktiawan (33), Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26), Muhammad Suci Khadavi (21), dan Reza (20).
Sementara satu jenazah lainnya yakni Luthfil Hakim (25) dimakamkan di Cengkareng, Jakarta Barat.
Menurut kepolisian, insiden tersebut berawal saat anggota polisi tengah menyelidiki informasi adanya rencana pengarahan massa jelang pemeriksaan Rizieq terkait kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengikuti kelompok yang diduga simpatisan Rizieq.
Selanjutnya, ada dua kendaraan yang ditumpangi kelompok simpatisan Rizieq memepet kendaraan milizZk anggota kepolisian.
Diduga mereka sempat menembak ke arah kendaraan milik anggota polisi. Hingga akhirnya, kejadian itu membuat anggota polisi di lapangan mengambil tindakan tegas terukur.
Namun, kronologi dari kepolisian tersebut berbeda dengan kronologi versi FPI. FPI justru menuding polisi yang lebih dulu memepet mereka.
FPI juga membantah memiliki senjata api asli hingga membawa senjata tajam berupa pedang dan clurit.