Suara.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyinggung soal korupsi. Dia mencuitkan tentang dampak korupsi terparah.
Hal itu dia sampaikan melalui akun jejaring media sosial Twitter @nazaqistsha, Rabu (16/12/2020) pagi.
"Korupsi apa yang dampaknya terparah? Korupsi pada penegak hukum." cuitnya, dikutip Suara.com.
Dia menyampaikan korupsi yang dampaknya terparah adalah korupsi penegakan hukum. Menurutnya, ketika penegak hukum melakukan korupsi, maka kejahatan akan terjadi.
Baca Juga: Cawabup OKU Jalani Sidang Pekan Depan, Meski Menang Lawan Kotak Kosong
"Ketika penegak hukum korupsi, semua masalah dan kejahatan akan terjadi, termasuk orang akan makin berani korupsi," lanjutnya.
Tak hanya itu, dalam cuitannya, Novel Baswedan menyinggung soal Hak Asasi Manusia (HAM).
Dia mengutarakan dampak korupsi akan semakin membuat pelanggaran HAM dan keadilan menjadi barang langka.
"Akan banyak pelanggaran HAM, keadilan jadi barang langka, tak ada perlindungan bagi yang lemah," ujarnya.
Namun, Novel Baswedan tidak menjelaskan maksud dan tujuan mencuitkan tentang korupsi.
Baca Juga: Kasus Korupsi Bupati Banggai Laut, KPK Geledah Rumah Dinas
Cuitan Novel pun mendapatkan sorotan dari warganet. Mereka justru memberikan semangat untuk mengungkap kasus korupsi yang ada di Indonesia.
"Karena itu jangan pernah kendor dan jangan ada keinginan untuk meninggalkan KPK alias mundur," tulis akun Haidary_.
"Semangat bang Novel Baswedan, berantas semua KKN di negeri tercinta kita," balas akun MochZacky10.
Nama Novel Baswedan menjadi sorotan publik akrena kasus penyiraman air keras. Rupanya, Novel Baswedan memiliki segudang prestasi selama menjadi penyidik KPK.
Dia berhasil menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada Rabu (15/11/2020).
Namun, sebelumnya dia telah menangkap para koruptor lainnya. Di antaranya, Muhammad Nazaruddin, Akil Mochtar, Djoko Susilo, hingga Setya Novanto.