Satgas Sebut Kasus Kerumunan Rizieq Bikin Kepatuhan Prokes Warga Merosot

Rabu, 16 Desember 2020 | 10:02 WIB
Satgas Sebut Kasus Kerumunan Rizieq Bikin Kepatuhan Prokes Warga Merosot
Pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tiba di markas Front Pembela Islam, Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi mengungkapkan bahwa libur panjang akhir Oktober dan kerumunan massa menyambut kepulangan pentolan FPI Muhammad Rizieq Shihab pada awal November lalu mempengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Sonny mengatakan hal tersebut sangat disayangkan karena perubahan perilaku masyarakat untuk patuh kepada protokol kesehatan sebenarnya semakin meningkat hingga September 2020.

"Kami amati sebetulnya dari mulai Agustus-September itu naik terus kepatuhan memakai masker, menjaga jarak mencuci tangan, tuh naik terus, tapi waktu akhir Oktober ketika libur panjang lalu kemudian juga pada awal November ada kasus kerumunan yang luar biasa besar, itu tingkat kepatuhan masyarakat turun terus," kata Sonny dalam Talkshow dan Sosialisasi Penanganan Covid-19, Rabu (16/12/2020).

Namun, tren penurunan ini tidak bertahan lama, masyarakat mulai kembali peduli mengubah perilaku dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Larang RS Pre-Order Vaksin Sebelum Keputusan Pemerintah

"Tadinya kepatuhan memakai masker sudah di atas 85 persen, sekarang turun terus, nah baru seminggu terakhir ini kita dorong lagi, sekarang mulai naik lagi, pada awal Desember ini tren kepatuhan mulai membaik lagi," jelasnya.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menambahkan, seberapa banyak rumah sakit di Indonesia tidak akan mampu menampung seluruh masyarakat jika kasus corona terus melonjak.

"Berapa pun jumlah dokter, rumah sakit, obat yang disiapkan tidak akan mampu kita untuk menangani sekian besar penduduk Indonesia kalau sakit, karena rumah sakit tidak disiapkan untuk menangani semua masyarakat sakit dalam waktu yang bersamaan," ucapnya.

Sebagai informasi, pandemi COVID-19 telah menginfeksi 629.429 orang di Indonesia sejak Maret 2020, 93.662 di antaranya masih dalam perawatan, 516.656 orang sembuh, dan 19.111 jiwa meninggal dunia.

Baca Juga: Melawan! Praperadilan Dianggap Tindakan Elegan Rizieq Gugat Polisi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI