Suara.com - Masyarakat diminta untuk tidak terlalu berlebihan menyambut kedatangan 1,2 juta vaksin CoronaVac buatan perusahaan Sinovac Biotech China yang tiba di Indonesia. Protokol kesehatan mesti tetap dipatuhi.
Vaksinolog dan Spesialis Penyakit Dalam dr Dirga Sakti Rambe menegaskan bahwa hingga saat ini vaksin Sinovac belum lulus uji klinis fase III dan masih dalam proses penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Saya sekarang melihat kecenderungan banyak orang berspekulasi, padahal ini masih berproses. Badan POM masih melakukan kajian-kajian dan tidak akan ada vaksinasi apapun sebelum izin dari Badan POM keluar. Ini adalah upaya Pemerintah untuk memastikan, vaksin yang kita gunakan betul-betul aman dan efektif," kata dr Dirga dalam diskusi KPCPEN, Selasa (15/12/2020).
Dia menegaskan, perlu ada upaya-upaya ekstra dengan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan) tetap harus dijalankan secara konsisten sehingga program vaksinasi nantinya bisa berhasil membentuk herd immunity bagi rakyat Indonesia.
Baca Juga: Apakah Vaksin Sinovac Ampuh Tangkal Corona Jenis Baru? Ini Kata Vaksinolog
"Tidak benar jika virus COVID-19 akan hilang dengan sendirinya. Ada jutaan kematian akibat virus ini di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kita tidak bisa berdiam diri, ekonomi kita terpukul, bekerja juga menjadi sulit," jelasnya.
Untuk diketahui, pemerintah telah menetapkan enam jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia.
Keenam vaksin itu diproduksi Bio Farma, Astrazeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.