Menanggapi hal itu, pimpinan sidang Wakil Ketua DPRD DKI Misan Samsuri mengatakan tidak ada mandat khusus kepada PSI soal pandangannya. Akhirnya, fraksi Golkar memilih walkout dan tak mau mendengar pendapat PSI.
Namun sikap Golkar ini ternyata diikuti oleh semua fraksi lain kecuali PSI. Dari 50 lebih anggota yang hadir secara fisik, seluruhnya memilih untuk meninggalkan ruang rapat.
Sementara itu, ketua DPP PSI Tsamara Amany telah ikut mengomentari aksi walk out yang menurut dia terkesan memusuhi pihaknya tersebut. Tsamara Amany menuturkan, aksi walk out tersebut sudah menjadi resiko PSI yang menolak rencana kenaikan gaji dan tunjangan DPRD DKI Jakarta.
Kendati terkesan dimusuhi oleh fraksi lainnya, Tsamara mengaku tidak keberatan. Sebab, dimusuhi karena menjaga uang rakyat menurutnya suatu kehormatan.
"Demi menjaga uang rakyat, jangankan dimusuhi anggota DPRD DKI. Dimusuhi satu Republik pun kami siap," ujar Tsamara Amany.
Fraksi PAN: Bukan Walk Out, Tapi Coffee Break
Ketua Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto menyatakan, pihaknya tak melakukan walk out atau WO dalam rapat paripurna pada Senin (15/12/2020) kemarin. Di mana aksi itu dilakukan seluruh fraksi saat perwakilan dari Fraksi PSI hendak menyampaikan pendapat.
Kendati demikian, ia menyatakan memang anggotanya tidak berada di ruangan paripurna saat kejadian. Namun Bambang menyebut kebanyakan anggotanya mengikuti rapat secara virtual.
"Terkait aksi WO DPRD terhadap Fraksi PSI, perlu kami sampaikan, Fraksi PAN tidak WO. Kebanyakan anggota kami ikut secara virtual," ujar Bambang kepada wartawan, Selasa (15/12/2020).
Baca Juga: Ogah Dengarkan PSI Saat Paripurna, Fraksi PAN: Bukan WO, Tapi Coffee Break
Selain itu, ia menyebut anggota yang hadir secara fisik secara kebetulan juga tidak di ruangan. Sebab, mereka sedang melakukan istirahat untuk menyantap kudapan dan kopi atau coffee break.