Infografis
Suara.com - Seorang perawat di unit perawatan intensif di New York menjadi orang pertama di Amerika Serikat yang disuntik vaksin Covid-19.
Menyadur Sky News, Selasa (15/12/2020) Sandra Lindsay diberi suntikan vaksin Pfizer-BioNTech pertama oleh Dr Michelle Chester di Pusat Medis Yahudi Island di Queens pada hari Senin.
Gubernur New York Andrew Cuomo menyaksikan melalui siaran langsung video saat perawat perawatan kritis tersebut mendapatkan vaksinnya.
Cuomo mengatakan Lindsay adalah orang pertama yang mendapatkan vaksin Covid-19 di negara bagian New York dan "orang pertama di Amerika Serikat" saat pengiriman tiba.
Baca Juga: Mabuk Berat saat Travelling, Turis Ini Syok Ketika Sadar Sudah Ada di Hutan
Tiga juta dosis vaksin diberikan sebagai bagian dari gelombang pertama vaksinasi AS, petugas kesehatan dan penghuni panti jompo menjadi prioritas utama.
Ditanya bagaimana perasaannya setelah vaksin, Lindsay berkata: "Hebat. Saya merasa penuh harapan hari ini, lega."
Cuomo berterima kasih kepada perawat dan Dr Chester untuk semua yang telah dilakukannya untuk semua warga New York saat pandemi ini.
"Saya tahu betapa mengerikannya itu. Itu adalah medan perang zaman modern. Anda mengesampingkan ketakutan Anda dan Anda melangkah setiap hari." ujar Cuomo.
Gubernur menambahkan bahwa memang benar vaksinasi pertama dilakukan di Queens dan menggambarkannya sebagai "episentrum" gelombang pertama di musim semi.
Baca Juga: Mabuk Berat, Seorang Turis AS Terbangun Tunggangi Kuda dan Masuk ke Hutan
Rumah sakit di daerah itu terpaksa membangun kamar jenazah sementara karena kematian akibat Covid-19 semakin tidak terkendali pada Maret dan April.
"Vaksin ini menarik. Saya percaya ini adalah senjata yang akan mengakhiri perang. Sekarang kami hanya harus melakukannya. Kami semua bersama Anda." ujar Cuomo.
Sekitar 400 situs AS lainnya akan mendapatkan dosis vaksin mereka pada hari Selasa dan Rabu setelah regulator menyetujui untuk penggunaan darurat.
Jumlah kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat saat ini yang tertinggi di dunia, melebihi 300.000 kasus pada hari Senin, menurut perhitungan Universitas Johns Hopkins.
