Zulkarnaen, Si Pembuat Bom Bali yang Baru Ditangkap Usai Diburu 17 Tahun

SiswantoABC Suara.Com
Senin, 14 Desember 2020 | 16:56 WIB
Zulkarnaen, Si Pembuat Bom Bali yang Baru Ditangkap Usai Diburu 17 Tahun
ABC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian Republik Indonesia mengatakan telah menangkap Aris Sumarsono alias Zulkarnaen yang diyakini sebagai pemimpin militer jaringan Jemaah Islamiyah yang terkait dengan Al Qaeda.

Ia dituduh sebagai pembuat bom dalam aksi teror bom Bali pada tahun 2002.

Zulkarnaen berhasil lolos dari pengejaran aparat sejak tahun 2003.

Juru bicara Polri Ahmad Ramadhan menjelaskan Zulkarnaen ditangkap hari Kamis pekan lalu oleh satuan Detasemen Khusus  88 dalam penggerebekan di sebuah rumah di Kabupaten Lampung Timur.

Dikatakan, Zulkarnaen tidak melakukan perlawanan saat ditangkap.

Zulkarnaen diduga terlibat dalam pembuatan bom yang digunakan dalam serangkaian serangan, termasuk bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, sebagian besar wisatawan asing, termasuk 88 warga Australia.

Sementara dua rekannya yang terlibat dalam bom Bali telah dieksekusi pada tahun 2008, Zulkarnaen menghilang tanpa jejak.

Dia juga diduga terlibat dalam serangan di Hotel JW Marriott di Jakarta tahun 2203 yang menewaskan 12 orang.

Menurut Ahmad, Zulkarnaen merupakan militan Indonesia pertama yang pergi ke Afghanistan untuk pelatihan dan dituduh telah menyembunyikan Upik Lawanga, pembuat bom lainnya dan anggota kunci Jemaah Islamiyah.

Upik telah ditangkap polisi kontraterorisme di Lampung sepekan sebelumnya.

Upik menjadi buron sejak tahun 2005 setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam serangan yang menewaskan lebih dari 20 orang di Poso, yang dikenal sebagai basis militan di Sulawesi.

"Dia telah ditahan dan diinterogasi oleh penyidik," kata Ahmad tentang Zulkarnaen, seraya menambahkan bahwa polisi masih melakukan penyelidikan di rumahnya di Lampung.

Polisi mengatakan mereka mendapatkan petunjuk lokasi Zulkarnaen setelah menginterogasi beberapa tersangka militan yang ditangkap akhir bulan lalu.

Terkait Usamah bin Laden dan Taliban

Pada tahun 1980, Zulkarnaen tamat dari Pesantren Al-Mukmin atau Pondok Ngruki yang dikelola oleh terpidana pemimpin spiritual Jemaah Islamiyah, Abu Bakar Bashir.

Sejak Mei 2005, nama Zulkarnaen terdaftar dalam daftar nama Al Qaeda yang dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan PBB, karena terkait dengan Osama bin Laden atau Taliban.

Dewan Keamanan PBB menyatakan Zulkarnaen memimpin satu regu pejuang yang dikenal sebagai Laskar Khos, atau Pasukan Khusus, yang anggotanya direkrut dari sekitar 300 orang Indonesia yang dilatih di Afghanistan dan Filipina.

Dikatakan, Zulkarnaen adalah salah satu perwakilan Al Qaeda di Asia Tenggara dan salah satu dari sedikit orang di Indonesia yang memiliki kontak langsung dengan jaringan Usamah bin Laden.

Zulkarnaen menjadi kepala operasi Jemaah Islamiyah setelah penangkapan pendahulunya, Encep Nurjaman, yang juga dikenal sebagai Hambali, di Thailand pada tahun 2003.

Pada saat itu, Juan Zarate, Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat untuk Pembiayaan Teroris dan Kejahatan Keuangan mengatakan kelompok ini telah "menunjukkan keinginannya untuk membunuh warga sipil tak berdosa dari setiap ras, agama dan keyakinan dan terus menjadi ancaman nyata bagi keamanan di Asia Tenggara".

Beberapa dekade kemudian, aparat keamanan Indonesia, yang didukung oleh Amerika Serikat dan Australia, telah menghancurkan jaringan Jemaah Islamiyah, membunuh para pemimpin dan pembuat bom serta menangkap ratusan militan.

Namun ancaman baru muncul dalam beberapa tahun terakhir dari simpatisan kelompok yang menamakan diri ISIS, termasuk orang Indonesia yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim, simak berita lainnya dari Australia di ABC Indonesia.

REKOMENDASI

TERKINI