Suara.com - Enam minggu setelah perang Nagorno - Karabakh berakhir, konflik kembali memanas. Empat tentara Azerbaijan tewas dalam perang yang melanggar perjanjian gencatan senjata tersebut.
Menyadur BBC Senin (14/12), Armenia melaporkan enam tentaranya terluka dalam perang yang disebut serangan militer Azerbaijan itu.
Nagorno - Karabakh telah lama menjadi wilayah konflik karena diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi telah dijalankan oleh etnis Armenia sejak tahun 1994.
Saat itu kedua negara berperang memperebutkan wilayah dan menyebabkan ribuan orang tewas dalam konflik.
Baca Juga: Perang Nagorno-Karabakh: Kisah Penyintas Warga Sipil Azerbaijan
Gencatan senjata yang ditengahi Rusia gagal membawa misi perdamaian dan daerah itu. Hingga kini, kedua belah pihak masih sering mengalami bentrokan.
Sebelumnya, pada 9 November dua negara ini sepakat mengakhiri perang dan lebih dari 900 tentara Suriah pro-Turki meninggalkan Karabakh.
Pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris, Rami Abdel Rahman mengatakan tentara yang pulang kembali ke bagian utara Suriah ada di bawah kendali pemberontak pro-Turki.
"Termasuk Afrin, Jarabulus dan Al-Bab," ungkapnya seperti yang diambil dari Arab News.
Turki telah dituduh mengirim ratusan tentara bayaran Suriah untuk berperang bersama pasukan Azeri dalam konflik tersebut, namun Ankara membantah.
Baca Juga: Perang dan Kesepakatan Damai Nagorno-Karabakh Tinggalkan Satu Generasi
Berdasarkan informasi kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, ada sekitar 2.580 tentara Suriah yang dikirim ke Baku dan 293 diantara tewas di medan pertempuran.