Suara.com - Regulator di Inggris menyarankan orang dengan riwayat alergi serius sebaiknya tidak divaksin dengan vaksin buatan Pfizer/BioNTech.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah dua petugas kesehatan yang disuntik vaksin Selasa (08/12) lalu menunjukkan reaksi alergi.
Inggris menjadi negara pertama yang melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap ribuan orang.
- Nenek berusia 90 tahun menjadi orang pertama di dunia yang divaksin
- Seperti apa transportasi dan penyimpanan vaksin virus corona dengan suhu -70 ° C?
- Vaksin Covid-19 buatan Moderna diklaim hampir 95% efektif beri perlindungan
Peringatan alergi itu berlaku bagi mereka yang memiliki reaksi terhadap obat-obatan, makanan atau vaksin, menurut badan pengatur produk obat dan kesehatan di Inggris (Medicines and Healthcare products Regulatory Agency- MHRA).
Baca Juga: Waspada, Vaksin Covid-19 Bisa Timbulkan Reaksi Alergi Serius
Kedua petugas kesehatan itu mengalami reaksi alergi setelah mendapat suntikan vaksin. Keduanya telah mendapatkan perawatan dan saat ini dalam kondisi sehat.
Mereka diketahui mengalami reaksi anafilaktoid, yang cenderung menyebabkan ruam kulit, sesak napas, dan terkadang penurunan tekanan darah. Ini tidak sama dengan reaksi anafilaksis yang bisa berakibat fatal.
Kedua pekerja kesehatan tersebut memiliki riwayat alergi serius dan membawa suntikan adrenalin ke mana-mana.
Profesor Stephen Powis, direktur medis layanan kesehatan di Inggris (NHS), mengatakan kedua petugas kesehatan tersebut pulih dengan baik.
Ia mengatakan reaksi alergi itu adalah "hal yang biasa terjadi pada vaksin baru", dan saran yang diberikan adalah tindakan pencegahan.
Baca Juga: Muncul Kasus di Inggris, Ilmuwan Jelaskan Tanda Alergi dari Vaksin Covid-19
Dr June Raine, kepala MHRA, mengatakan vaksinasi itu adalah langkah yang tepat, sebab "kita pernah mengalaminya".
Reaksi seperti ini jarang terjadi, tetapi bisa terjadi dengan vaksin lain, termasuk suntikan vaksin flu tahunan.
Ribuan orang mendapat vaksinasi pada hari Selasa (08/12), pada hari pertama pemberian vaksin di Inggris.
Prof Peter Openshaw, seorang ahli imunologi di Imperial College London, mengatakan: "Fakta bahwa kita tahu begitu cepat tentang dua reaksi alergi ini dan bahwa regulator telah bertindak untuk mengeluarkan peringatan pencegahan menunjukkan bahwa sistem pemantauan ini bekerja dengan baik."
Ini adalah cerita untuk dinilai secara logika dan bukan dengan naluri Anda.
Tidak ada obat yang efektif tanpa efek samping sehingga Anda harus menyeimbangkan risiko dan manfaatnya.
Ingat, satu dari seribu orang di Inggris meninggal setelah terinfeksi virus corona tahun ini dan angka itu meningkat setiap hari.
Dua orang dari ribuan yang divaksinasi kemarin, mengalami reaksi alergi yang tidak fatal.
Reaksi semacam itu dapat terjadi terhadap vaksin apa pun dan diobati dengan obat-obatan seperti steroid atau adrenalin.
Uji coba tersebut melaporkan satu kemungkinan reaksi alergi per seribu orang yang diberi vaksin, yang mungkin terkait dengan suntikan vaksin yang mereka terima.
MHRA telah memberikan peringatan yang ditargetkan kepada mereka yang paling berisiko, tetapi bagi sebagian besar orang, hal ini tidak mengubah apa pun.
Dokter 'siap berangkat' memberikan vaksin ke komunitas
Perkembangan itu terjadi setelah NHS mengumumkan program vaksinasi akan diperluas mulai minggu depan.
Program vaksin itu diharapkan akan diberikan pada sekitar 200 dokter umum. Priotas pertama adalah untuk mereka yang berusia di atas 80 tahun.
Setelah 200 dokter umum pertama melakukan vaksinasi, program ini akan diperluas menjadi lebih dari 1.000 dokter umum - dengan setiap area lokal memiliki lokasi yang ditentukan.
Ini berarti sebagian besar pasien akan diundang ke klinik dokter umum.
Pemimpin dokter umum dari British Medical Association, mengatakan para dokter "siap berangkat".
"Kami memiliki banyak pengalaman dalam memberikan vaksin - dan akan dapat diberikan pada jutaan orang dalam seminggu. Ini benar-benar tergantung pada pasokan dan seberapa cepat kami bisa mendapatkannya."
Vaksin Covid kedua 'efektif untuk lansia'
Sementara itu, Profesor Sarah Gilbert, salah satu tokoh kunci di balik vaksin Covid lain yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, menepis kekhawatirkan bahwa vaksin itu mungkin tidak efektif pada orang tua.
Data yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet pada Selasa (08/12) menunjukkan kurangnya kepastian tentang keefektifan vaksin di atas usia 55-an.
Profesor Sarah Gilbert mengatakan orang lanjut usia direkrut ke dalam uji coba dalam proses lanjutan, dan hasil uji coba berikutnya yang diberikan kemungkinan besar mencakup informasi tentang seberapa baik vaksin bekerja pada orang yang berusia di atas 55 tahun.
Tetapi dia mengatakan "tidak ada perbedaan" dalam respons kekebalan yang terlihat pada orang dewasa yang lebih muda dan orang lansia di atas 70 tahun pada uji coba sebelumnya.
Ini berarti regulator dapat mendukung perizinan vaksin kepada lansia, katanya.
MHRA saat ini sedang mempertimbangkan memberikan izin pada vaksin buatan Universitas Oxford-Astra Zeneca.
Vaksin ini sangat penting untuk pemberian vaksin secara cepat karena lebih mudah disimpan dan didistribusikan.
Vaksin Universitas Oxford tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin. Ada lebih dari 5 juta dosis vaksin saat ini di Inggris.
Data harian terbaru di Inggris, yang diterbitkan pada hari Rabu (06/12), menunjukkan 533 orang meninggal dalam 28 hari setelah dinyatakan positif Covid-19.
Sebanyak 16.578 orang lainnya dinyatakan positif Covid-19, membuat total kasus di Inggris menjadi 1.766.819.