Pesan Menohok yang Golput Pilkada: Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Nurani

Kamis, 10 Desember 2020 | 10:22 WIB
Pesan Menohok yang Golput Pilkada: Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Nurani
Surat Suara Pilkada Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Dicorat-coret Pemilih (Twitter/Soloberlawan_).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pilkada 2020 diwarnai dengan coretan-coretan menohok para pemilih yang memutuskan untuk Golput. Tidak hanya di Tangerang Selatan dan Samarinda, fenomena semacam ini ternyata juga terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sebagaimana dikabarkan oleh pengelola jejaring Twitter @soloberlawan_ pada Rabu (9/12/2020), terdapat sejumlah surat suara tidak sah lantaran terjadi ketidaksusaian dengan aturan.

Setidaknya sudah ditemukan empat surat suara tidak sah Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 yang viral di media sosial.

"Sobat Golput distrik Sukoharjo absen sek," tulis narasi akun tersebut.

Baca Juga: Jadi Kandang Banteng, PDIP Gagal Sapu Bersih Kemenangan Pilkada di Jateng

Surat Suara Pilkada Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Dicorat-coret Pemilih (Twitter/Soloberlawan_).
Surat Suara Pilkada Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Dicorat-coret Pemilih (Twitter/Soloberlawan_).

Satu diantaranya menarik perhatian lantaran berisi pesan menohok yang berisi gubahan judul lagu Banda Neira, "Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti".

Dalam surat tersebut tertulis di sisi kanan kiri: "Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Nurani".

Sementara satu surat suara lain dicoret gambar senyum yang kontan saja membuatnya tidak sah.

Tidak berhenti di situ, ada pula surat suara dicoblos di kedua gambar paslon yakni Etik Suryani - Agus Santosa dan Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa.

Terakhir, ada pula surat suara yang ditulis kalimat menohok lain yakni "Penak Golput".

Baca Juga: Klaim Quick Count Internal Sudah 100 Persen, Idris-Imam Unggul 56,02 Persen

Kekinian, cuitan Solo Berlawan yang membagikan surat suara tidak sah dan ditinggali jejak unik pemilih tersebut telah diretweets puluhan kali dan disukai sekitar 500 orang.

"Politik money, dinasti, oligarki. Jawa Tengah i asline keras yo Pak," kata @frendihandika_ menimpali unggahan tersebut.

"Kertas e dinggo bungkus pecel wae min [kertasnya dipakai untuk bungkus pecel saja --Red]," sahut @fahmiadicandraa.

Kendati begitu, segelintir warganet menyayangkan aksi Golput lantaran justru memberi peluang sejumlah pihak melakukan pelanggaran.

"Eee yah. Namanya demokrasi. Golput juga boleh. Tapi jangan berharap perubahan. Udah Golput berharap perubahan," kata @wachiddaga.

"Gak dicoblos sama sekali itu bukan Golput tetapi memberi kesempatan kepada oknum," balas @noobfromu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI