India Menjadi Negara yang Paling Banyak Beli Vaksin Covid, 1,6 Miliar Dosis

Rabu, 09 Desember 2020 | 13:15 WIB
India Menjadi Negara yang Paling Banyak Beli Vaksin Covid, 1,6 Miliar Dosis
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - India akan menjadi negara yang paling banyak membeli vaksin Covid-19 di dunia dengan lebih dari 1,6 miliar dosis vaksin, menurut analisis global.

Menyadur The Straits Times, Rabu (9/12/2020) menurut sebuah laporan yang disusun Duke University Global Health Innovation Centre, India membeli 500 juta dosis kandidat vaksin Universitas Oxford-AstraZeneca, satu miliar dari perusahaan Amerika Novavax dan 100 juta dosis kandidat Sputnik V dari Institut Penelitian Gamaleya Rusia.

India, negara berpenghasilan menengah, membeli lebih banyak dosis daripada negara berpenghasilan tinggi seperti AS dan Inggris, bahkan lebih banyak dari Uni Eropa secara keseluruhan.

Uni Eropa telah memesan 1,58 miliar dosis sedangkan Amerika Serikat memesan sekitar 1,01 miliar dosis kandidat vaksin Covid-19.

Baca Juga: India Diserang Virus Misterius, 400 Orang Mendadak Kejang dan Pingsan

Sebelum kandidat vaksin disetujui oleh badan terkait, ada pembelian yang dikonfirmasi untuk 7,3 miliar dosis vaksin, dengan 2,5 miliar dosis lainnya sedang dalam negosiasi.

"Banyak dari negara-negara ini akan dapat memvaksinasi seluruh populasi mereka - dan beberapa akan dapat melakukannya berkali-kali - sebelum miliaran orang divaksinasi di negara-negara berpenghasilan rendah," jelas Universitas Duke.

Sebanyak 1,6 miliar dosis yang dibeli India akan mencakup 800 juta orang, atau 60 persen dari populasinya.

Pada bulan November, Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan mengatakan 400-500 juta dosis vaksin Covid-19 diperkirakan akan tersedia untuk 250 juta hingga 300 juta orang di India pada Juli-Agustus 2021.

Sebagai negara berpenghasilan menengah, India mampu menjadi yang terdepan dalam pembelian vaksin menggunakan strategi lain: memanfaatkan infrastruktur manufakturnya yang besar.

Baca Juga: Penyakit Misterius di India Ini Bikin Orang Mual dan Pingsan Mendadak

"Negara-negara dengan kapasitas manufaktur, seperti India dan Brasil, berhasil menegosiasikan komitmen pasar yang besar di muka dengan kandidat vaksin terkemuka sebagai bagian dari perjanjian manufaktur," jelas laporan Universitas Duke.

India adalah produsen vaksin terbesar di dunia, menghasilkan 60 persen pasokan vaksin global. Negara tersebut juga rumah bagi Serum Institute of India (SII) yang berbasis di Pune, produsen vaksin terbesar di dunia.

Dari tiga kandidat vaksin yang telah dipesan negara Asia Selatan tersebut, SII memproduksi dua di India: vaksin Universitas Oxford/Astra-Zeneca dan kandidat vaksin Novavax.

Dari 3,73 miliar dosis vaksin Oxford dan Novavax yang dibeli oleh semua negara, sekitar 3 miliar akan diproduksi oleh SII. Vaksin Sputnik Rusia juga diproduksi oleh Lab Dr Reddy di Hyderabad.

Dua kandidat vaksin Covid-19 buaatan India sendiri juga telah menerima persetujuan untuk memasuki uji klinis Tahap 3.

"Bharat Biotech yang berbasis di Hyderabad dan Zydus-Cadila yang berbasis di Gujarat juga dapat menambahkan sekitar 400 juta dosis setiap tahun", kata ahli virologi Shahid Jameel, direktur Trivedi School of Biosciences, Ashoka University, kepada Press Trust of India.

Strategi distribusi vaksin India sejalan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia tentang kelompok prioritas. Dosis pertama akan diberikan kepada pekerja garis depan, petugas kesehatan, sanitasi, layanan darurat, dan layanan keamanan.

Selanjutnya yang mendapat vaksinasi adalah mereka yang memiliki risiko kematian tertinggi, yaitu penderita penyakit dan mereka yang berusia di atas 65 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI