Suara.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan pada pekan ini, jumlah provinsi yang mengalami kenaikan kasus lebih banyak dibandingkan yang mengalami penurunan.
Wiku memaparkan kenaikan kasus terjadi di 19 provinsi dan penurunan kasus terjadi pada 15 provinsi.
"Hal ini menunjukan penanganan kasus di sebagian sebesar provinsi mengalami perkembangan ke arah yang kurang baik," ujar Wiku di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/11/2020).
Kata Wiku, berdasarkan data yang didapatkan dari Kementerian Kesehatan pada pekan terakhir ini, terjadi kenaikan kasus sebesar 13,5 persen. Pada pekan lalu tercatat 36.599 dan meningkat menjadi 41.536 kasus pekan ini.
Baca Juga: Kasus Corona Melonjak, Satgas: Faktor Kerumunan November Lalu
Wiku menuturkan pada provinsi yang mengalami kenaikan kasus, yang tertinggi di Jawa Barat naik sebesar 3.785. Sebelumya tercatat 3.712 kasus menjadi 7.497 kasus.
Kemudian Papua naik dari 250 kasus menjadi 2.063. Selanjutnya Jawa Timur naik sebesar 725, yakni dari 2.804 menjadi 3.529.
Lalu, Sulawesi Selatan naik sebesar 367, yaitu dari 655 menjadi 1.022 kasus. Sementara Kalimantan Timur naik sebesar 291, yaitu dari 1.223 kasus menjadi 1.514 kasus.
Wiku menjelaskan pada pekan ini, Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan kasus yang sangat signifikan.
Jika dilihat dari perkembangan harian, Jawa Barat sempat mengalami penambahan 1648 kasus dalam satu hari pada tanggal 3 Desember lalu.
Baca Juga: Satgas Covid-19: Angka Positif Corona Naik, Kesembuhan Menurun
Selain itu Jawa Timur masih masuk lima besar kenaikan kasus tertinggi di pekan ini.
"Dengan ini Jawa Timur bertahan di lima besar selama 4 minggu berturut-turut. Ini sangat mengecewakan keadannya. Ini adalah kondisi yang segera kita perbaiki bersama-sama," kata Wiku.
Karena itu, Wiku meminta seluruh provinsi di Indonesia untuk segera melakukan upaya menekan laju penularan dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait implementasi protokol kesehatan.
"Evaluasi harus dilakukan terkait kepatuhan masyarakat dan juga peran satgas di daerah. Lakukan ini dengan sungguh-sungguh," ucap Wiku.
Tak hanya itu, Wiku memaparkan angka kematian pada pekan ini mengalami penurunan sebesar 10,3 persen yaitu dari 912 menjadi 818 kematian dalam satu minggu.
DKI Jakarta kata Wiku menjadi provinsi dengan kenaikan angka kematian tertinggi. Pasalnya, dalam waktu satu minggu, naik sebesar 58 kasus yaitu dari 102 menjadi 160.
Kemudian Jawa Barat naik 29, dari 34 kasus menjadi 63 kasus, Sumatera Selatan naik 29 kasus dari 16 kasus menjadi 36 kasus. Lalu, Provinsi NTT naik 8 kasus dari 1 kasus menjadi 9 kasus dan Sulawesi Selatan naik 6 dari 6 kasus menjadi 12 kasus.
Wiku menyebut meski pada pekan ini mengalami penurunan setelah pada pekan lalu mengalami peningkatan kematian.
Sehingga harus tetap diwaspadai seiring dengan tingginya peningkatan kasus positif dan kasus aktif.
"Jangan sampai angka kematian akan meningkat lagi di pekan-pekan berikutnya. Ini harus menjadi perhatian kita semua," kata Wiku.
Ia juga meminta kepada kepala daerah atau daerah-daerah yang mencatatkan peningkatan angka kematian untuk mengevaluasi penanganan pasien covid-19 di fasilitas kesehatan masing-masing.
Selain itu kepala daerah juga diminta memetakan masalah yang menghambat upaya penanganan dan segera cari jalan keluarnya.
"Jika terdapat kendala yang cukup sulit segera koordinasikan dengan pemerintah pusat. Harus saya tekankan bahwa satu korban jiwa yang meninggal adalah nyawa yang sangat berharga. Lakukan penanganan semaksimal mungkin untuk mencegah kasus kematian," katanya.