Dr. Ian Wilson, dosen senior di Murdoch University, Australia Barat mengatakan kepada ABC Indonesia jika peristiwa penembakan tersebut sebagai 'extrajudicial killing' atau pembunuhan di luar hukum oleh polisi.
"Saya rasa akan banyak dari pendukungnya yang melihatnya jika ada atau akan ada upaya dari otoritas untuk mengancam keselamatan Rizieq," ujar Ian yang pernah menulis buku soal jatah preman di Indonesia di tahun 2018 lalu.
"Enam pria muda yang meninggalnya pada dasarnya adalah korban dari extrajudicial killing," tambahnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Korban Kekerasan dalam pernyataannya yang dikeluarkan Senin malam kemarin.
"Pasalnya secara kepemilikan senjata, kepolisian jelas lebih siap," ujar Rivanle Anandar, wakil koordinator bidang riset dan mobilisasi Kontras.
"Dan juga penggunaannya [senjata api] tidak boleh mematikan dan tidak boleh sewenang-wenang."
Kontras mengatakan dari hasil pemantauannya selama tiga bulan terakhir ada 29 peristiwa pembunuhan di luar hukum yang mengakibatkan 34 orang tewas.
Harus diusut tanpa memicu konflik tambahan
Dr Ian mengatakan meski ada perbedaan keterangan soal siapa yang mulai melakukan penyerangan, namun peristiwa penembakan tersebut dikhawatirkan akan semakin meningkatkan ketegangan dan "berbahaya secara politik."
Baca Juga: Enam Pengikut Habib Rizieq Ditembak Mati Bukan Kasus Main-main
Menurutnya tentu ada persepsi di kalangan pendukung Rizieq jika "FPI sedang diserang" dan membuat mereka tidak akan percaya apa pun yang dikatakan polisi.