Suara.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa setiap tanggal 27 Desember akan diperingati sebagai "Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional" karena Covid-19 telah merenggut lebih dari satu juta nyawa.
Menyadur Anadolu Agency, Selasa (8/12/2020) Majelis Umum PBB mengumumkan tanggal tersebut diperingati "untuk menyoroti pentingnya pencegahan, kesiapsiagaan dan kemitraan melawan pandemi," jelas PBB dalam sebuah pernyataan.
Penetapan tanggal tersebut dilakukan beberapa hari setelah ratusan pemimpin dunia ambil bagian mengikuti pertemuan online sebagai tanggapan terhadap Covid-19.
Para pemimpin dunia tersebut menuntut tindakan segera untuk menjamin pemerataan vaksin virus corona.
Baca Juga: PBB Ubah Status Ganja, Kini Bisa Digunakan oleh Industri Farmasi
Duta Besar Vietnam untuk PBB Dang Dinh Quy mengatakan Covid19 bukanlah pandemi pertama, juga bukan yang terakhir.
"Pandemi itu membuat kami lengah, tetapi itu juga berfungsi sebagai seruan untuk meningkatkan kesiapan kami," kata Dang Dinh Quy.
Covid-19 muncul pertama kali di kota Wuhan, China, pada akhir tahun lalu dan menyebar secara global. Hingga kini sudah menginfeksi lebih dari 66 juta orang dan menewaskan sekitar 1,5 juta orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Covid-19 sebagai pandemi pada bulan Maret, sebuah keputusan yang dinilai oleh Amerika Serikat yang terlambat.
"Mengingat bahwa Majelis Umum sebelumnya telah menyatakan hari-hari internasional yang ditujukan untuk catur, yoga, dan toilet, tampaknya adil bahwa pandemi juga terjadi," kata direktur International Crisis Group UN Richard Gowan dikutip dari Reuters.
Baca Juga: TOK! PBB Legalkan Ganja untuk Obat, Bisa Diproduksi Industri Medis
Gowan juga menjelaskan langkah simbolis tersebut sebagai upaya Majelis Umum untuk tampil relevan sebagai pendukung negara miskin.
"Banyak negara yang lebih kecil dan miskin khawatir bahwa mereka tidak akan memiliki bagian dalam keputusan nyata tentang vaksin atau pemulihan virus corona." jelas Richard Gowan.
PBB juga menekankan pentingnya kerjasama internasional dan multilateralisme dalam menangani pandemi Covid-19, terutama dalam hal vaksin.