Suara.com - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto, menyebut bukti rekaman voice note anggota FPI yang lebih dulu mengadang polisi merupakan sebuah bukti kuat.
Dalam rekaman tersebut, terdengar suara salah satu anggota FPI merencanakan untuk menubruk mobil polisi. Mereka juga berencana melakukan sesuatu jika polisi mengikutinya hingga Karawang.
Hal itu disampaikan oleh Wawan saat menjadi pembicara di acara Metrotvnews, Senin (7/12/2020).
"Dari rekaman yang ada itu ada suara 'tubrak saja, tubrak saja', ada pengalihan dan suara tembakan. Mereka berniat mau lakukan sesuatu di Karawang kalau sampai Polisi mengikutinya," kata Wawan seperti dikutip Suara.com, Selasa (8/12/2020).
Baca Juga: Cak Nun Sarankan Jokowi dan HRS Bicara 4 Mata: Jangan Ada yang Dipermalukan
Wawan menjelaskan, selama ini BIN bertugas untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia. Namun, BIN seringkali menjadi sasaran hoaks oleh publik.
Dengan adanya bukti rekaman tersebut, masyarakat bisa menilai sendiri kebenaran yang ada.
"BIN selama ini dituduh melakukan hal-hal hoaks. Sekarang tampak jelas apa yang sesungguhnya terjadi, biar masyarakat yang menilai sendiri," ungkap Wawan.
Menurutnya, kasus yang dilakukan Rizieq Shihab hanyalah sebuah kasus sederhana. Rizieq hanya perlu memenuhi panggilan polisi dan menjelaskan duduk persoalan terkait pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukannya di Petamburan, Jakarta Pusat pada Sabtu (14/11/2020).
"Kita ingin penegakan hukum setegak-tegaknya. Sebenarnya masalah ini simpel, kalau ada masalah hukum dipanggil datang kan masalah akan lebih clear," ungkapnya.
Baca Juga: Berbagai Kalangan Desak Penyebab Polisi Tembak Mati Laskar FPI Diungkap
Namun, pada kenyataannya Rizieq tak memenuhi panggilan polisi hingga dua kali. Bahkan beredar informasi Rizieq tengah menggalang massa dalam jumlah besar saat pemeriksaan di kepolisian.
Informasi penggalangan massa itulah yang menjadi bahan penyelidikan kepolisian. Polisi berusaha mencegah terjadinya pengumpulan massa namun berujung terjadi insiden baku tembak hingga menewaskan enam orang anggota FPI.
Wawan menyebut, kepolisian bisa saja melakukan penjemputan paksa terhadap Rizieq karena ia sudah dua kali mangkir dalam pemanggilan.
"Pada kenyataannya yang bersangkutan tidak hadir di dalam pemanggilan kedua. Dimungkinkan ada tindakan paksa," ucapnya.
Enam Anggota FPI Ditembak Mati
Sebanyak enam anggota Laskar FPI tewas dalam aksi penembakan di Jalan Tol Jakarta - Cikampek.
Menurut kepolisian, Insiden tersebut berawal saat anggota polisi tengah menyelidiki informasi adanya rencana pengarahan massa jelang pemeriksaan Rizieq terkait kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengikuti kelompok yang diduga simpatisan Rizieq.
Selanjutnya, ada dua kendaraan yang ditumpangi kelompok simpatisan Rizieq memepet kendaraan milik anggota kepolisian.
Diduga mereka sempat menembak ke arah kendaraan milik anggota polisi. Hingga akhirnya, kejadian itu membuat anggota polisi di lapangan mengambil tindakan tegas terukur.
Namun, kronologi dari kepolisian tersebut berbeda dengan kronologi versi FPI. FPI justru menuding polisi yang lebih dulu memepet mereka.
FPI juga membantah memiliki senjata api asli hingga membawa senjata tajam berupa pedang dan clurit.