6 Sopir Rapid Test Corona Sebelum Bawa Vaksin Sinovac dari Bandara Soetta

Selasa, 08 Desember 2020 | 09:58 WIB
6 Sopir Rapid Test Corona Sebelum Bawa Vaksin Sinovac dari Bandara Soetta
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac disimpan di Kantor Pusat Bio Farma Kota Bandung / [Foto: Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Enam sopir menjalani rapid test sebelum membawa vaksin Covid-19 buatan perusahaan bioteknologi Sinovac Biotech yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Minggu (6/12/2020).

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan keenam sopir tersebut sudah diperiksa kesehatannya sebelum berdekatan dengan vaksin tersebut.

"Pengamanan dimulai dari Bandara Soetta dan tentunya ada dari Urusan Kesehatan (Urkes) dari Polres Bandara Soetta, itu melakukan rapid test terhadap driver yang mengangkut dari vaksin tersebut, kita lakukan test rapid ke 6 orang," kata Argo dalam jumpa pers virtual Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jakarta, Selasa (8/12/2020).

Argo memastikan keenam sopir tersebut sudah terkonfirmasi non-reaktif saat menjalani rapid test tersebut.

Baca Juga: Epidemiolog Usul Vaksin Pertama Covid Diberikan ke Presiden dan Pembantunya

"Kita lakukan test rapid ke 6 orang dan hasilnya nonreaktif, kemudian boleh diberangkatkan, keberangkatan dilakukan dengan pengawalan yang ketat dari Bandara Cengkareng sampai ke Bandung, tidak hanya satu coldstorage yang berjalan tetapi ada 7 coldstorage yang kita lakukan pengawalan," jelasnya.

Sebelumnya pemerintah mengimpor 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac Biotech yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dari Beijing, China pada Minggu (6/12/2020) malam.

Vaksin ini rencananya akan disuntikkan sebanyak dua dosis kepada tenaga kesehatan yang menjadi prioritas pertama pemerintah dalam vaksinasi COVID-19.

Meski begitu, vaksin yang sudah dibeli pemerintah ini harus melalui serangkaian pemeriksaan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan sebelum diberikan izin edar Emergency Use Authorization (EUA).

Pemerintah juga tengah mengupayakan agar pada awal Januari 2021 mendatang, sebanyak 1,8 juta dosis vaksin lainnya bisa didatangkan.

Baca Juga: Presiden Hingga Pejabat Daerah Diusulkan Divaksin Pertama, Ini Alasannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI