Sosok Cut Nyak Dien, Pejuang Wanita yang Ditakuti Belanda

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 08 Desember 2020 | 06:56 WIB
Sosok Cut Nyak Dien, Pejuang Wanita yang Ditakuti Belanda
Seorang juru pelihara membersihkan salah satu sudut ruangan bekas rumah tinggal Cut Nyak Dien di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cut Nyak Dien adalah seorang pejuang perempuan perang asal Aceh yang lahir di Lampadang, Aceh pada tahun 1848. Mari simak perjuangan pahlawan perempuan yang ditakuti Belanda, berikut sejarah Cut Nyak Dien.

Kisah hidup Cut Nyak Dien sangat sederhana bahkan menderita. Walaupun demikian, dirinya tetap gigih berjuang untuk mempertahankan kebebasan rakyat Aceh dari penjajahan Kolonial Belanda. Diketahui Cut Nyak Dien membela rakyat Aceh dalam melawan Belanda bersama. Dirinya sejajar dengan para pejuang lainnya yaitu, Panglima Polim, Teungku Cik di Tiro dan sang suami, Teuku Umar.

Berikut ini biografi Cut Nyak Dien, pejuang perempuan perang asal Aceh yang ditakuti Belanda.

Perjuangan Cut Nyak Dien Melawan Belanda

Baca Juga: 7 Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia

Cut Nyak Dien, ikut serta dalam berperang langsung bersama para pejuang lainnya melawan penjajah. Meskipun seorang wanita, namun Cut Nyak Dien tidak gentar dan terus memimpin perlawan melawan Belanda. Cut Nyak Dien, merupakan sosok yang ditakuti oleh Belanda karena dirinya mampu mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh.

Cut Nyak Dien mulai ikut mengangkat senjata dan berperang melawan Belanda pada tahun 1880. Itu tidak lepas dari tewasnya suami Cut Nyak Dien, yaitu Teuku Cek Ibrahim Lamnga saat bertempur pada tanggal 29 Juni 1878. Kematian suaminya tersebut membuat Cut Nyak Dien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda.

Kemudian pada tahun 1880, Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar dan mempersilahkan ikut bertempur di medan perang. Bergabungnya Cut Nyak Dien berhasil meningkatkan moral semangat perjuangan Aceh dalam melawan Belanda, kemudian perang dilanjutkan secara gerilya.

Bergerilya untuk mengusir Belanda dari hari ke hari membuat kekuatan fisik Cut Nyak Dien menurun. Sehingga dirinya tidak lagi gesit berlarian dari hutan ke hutan. Karena pantang menyerah, Cut Nyak Dien tetap maju dalam medan pertempuran untuk memimpin rakyat Aceh meskipun sambil ditandu. Semangatnya naik dan semakin bergejolak meskipun tubuhnya melemah.

Walaupun demikian, Belanda akhirnya berhasil untuk menangkap dan mengasingkan Cut Nyak Dien ke Sumedang, Jawa Barat. Di tempat baru, dirinya diberi julukan sebagai Ibu Perbhu atau Ratu. Di Sumedang, Cut Nyak Dien mengajar ilmu agama seperti Al-Quran sampai akhir hayatnya. Dirinya wafat di sana pada tanggal 6 November 1908.

Baca Juga: Kronologi Peristiwa Bandung Lautan Api

Itulah biografi singkat Cut Nyak Dien, pejuang perempuan perang asal Aceh yang ditakuti Belanda.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI