Penyebar Teori Konspirasi Putin Derita Parkinson Ditangkap Polisi

Senin, 07 Desember 2020 | 21:17 WIB
Penyebar Teori Konspirasi Putin Derita Parkinson Ditangkap Polisi
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota pemerintah melalui panggilan telekonferensi di Moskow, Rusia, Selasa 11 Agustus 2020. [Foto/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar politik Rusia yang beberapa waktu lalu disorot karena sebut Presiden Vladimir Putin sakit parkinson dan kanker, Valery Solovey ditangkap polisi.

Menyadur Russia Today Senin (07/12) ia ditangkap saat menghadiri pertemuan di Saint Petersburg pada hari Minggu dengan alasan tak menggunakan masker.

Situs berita ini menyebut sosok Valery Solovey sebagai kesayangan media barat karena kerap membocorkan berbagai rahasia Kremlin. Namun bagi orang Rusia ia kerap disebut sebagai penyebar teori konspirasi yang kejam.

Solovey ditangkap dan dibawa ke kantor polisi terdekat karena melanggar aturan pencegahan virus corona saat melakukan unjuk rasa untuk gerakan oposisi 'Peremen'.

Baca Juga: Deretan Teori Konspirasi Vaksin Covid-19, Apa Saja?

Dari balik jeruji besi, Solovey mengatakann dirinya hanya berjalan melewati pertemuan tersebut dan aktivis mendekatinya untuk memberikan beberapa pertanyaan.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggendong seekor kucing saat melakukan kunjungan ke sebuah daerah pada tahun 2015. [AFP]
Presiden Rusia Vladimir Putin. [AFP]

Valery Solovey adalah sosok yang bertanggung jawab atas serangkaian klaim aneh tentang Vladimir Putin, termasuk kanker dan parkinson yang diderita sang presiden dan menyebabkan Putin mundur atas alasan kesehatan.

Solovey adalah sosok yang kontroversial. Ia pernah menyebut dirinya sebagai anggota organisasi internasional bayangan yang lebih kuat daripada pemerintah nasional.

Pada jurnalis Ukraina, dia menggambarkan kelompok itu sebagai "organisasi yang lebih kuat dari FSB (badan keamanan top Rusia), lebih kuat dari SVR (badan intelijen asing utama Rusia), dan lebih kuat dari Intelijen Militer Rusia (GRU)."

Russia Today melaporkan Solovey menegaskan organisasinya bukan organisasi okultisme dan tidak ada hubungannya dengan Templar dan Freemason.

Baca Juga: Dianggap Sebarkan Teori Konspirasi Covid-19, Film Ini Banjir Kecaman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI