Suara.com - Anggota DPR RI Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid atau HNW terlibat adu argumen dengan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya perihal beredarnya kabar yang menyebut Mensos Juliari Batubara juara penanganan Covid-19.
Perdebatan tersebut dibuka oleh Hidayat Nur Wahid yang menyentil Yunarto Wijaya dan hasil survei Charta Politika.
Hidayat Nur Wahid membandingkannya dengan GATRA Media Group yang baru saja mencabut penghargaan untuk Mensos Juliari Batubara.
Perlu diketahui, Hidayat Nur Wahid menyoroti Charta Politika yang sebelumnya menggelar survei terkait kinerja para menteri Presiden Jokowi di Kabinet Indonesia Maju terkait pandemi Covid-19.
Dalam survei yang dirilis pada Juli lalu tersebut, Charta Politika memperoleh hasil Kementerian Sosial berada di peringkat ketiga, di bawah Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan.

"Karena Mensos dinyatakan sebagai terdakwa dan ditahan oleh KPK, Gatra mencabut piagam penghargaan yang pernah diberikan ke Mensos tersebut. Bagaimana dengan Pak Yunarto Wijaya, akan menarik hasil survei lembaga yang dipimpinnya bahwa Mensos Juliari Batubara adalah Menteri Juara Penanganan Corona?" ujar HNW lewat akun Twitter miliknya, Senin (7/12/2020).
Yunarto Wijaya menjawab dengan menantang Hidayat Nur Wahid membuktikan pernyataan tersebut dengan jalan membaca rilis lengkap Charta Politika. Dia berharap HNW tidak tergocek meme ataupun judul berita.
"Coba Ustaz (HNW) sekarang buktikan ada rilis survei saya yang nyatakan bahwa mensos juara penanganan corona. Kecuali ustaz hanya baca meme atau judul berita. Rilis survei lengkapnya tersebar kok, ayo kita lihat, saya harus cabut atau Ustaz yang bersedia minta maaf," tegas Yunarto Wijaya.
Kemudian, Hidayat Nur Wahid menjelaskan soal rujukan sumber bacaannya. Dia berdalih membaca dari salah satu media daring yang menyinggung prestasi Mensos Juliari Batubara tersebut.
Baca Juga: Kapan Mensos Juliari Batubara Dihukum Mati karena Korupsi Bansos COVID-19?
"Yang saya rujuk dan baca, dan cuitkan, adalah berita di Jawa Pos. Judul maupun isi beritanya. Di sana disebut 'juara'. Memang tidak disebut juara 1,2, atau 7. Itu berita lama, sudah dipublish sejak 22 Juli 2020. Sejak itu, anda pernah koreksi Jawa Pos?" tukas Hidayat Nur Wahid.