Suara.com - China berhasil menngaktifkan sebuah apa yang merek sebut matahari buatan untuk pertama kalinya yang diklaim 10 kali lebih panas dari matahari.
Menyadur France24, Sabtu (5/12/2020) matahri buatan tersebut adalah reaktor fusi nuklir HL-2M Tokamak. Benda tersebut merupakan perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di China.
Para ilmuwan Negeri Tirai Bambu tersebut berharap perangkat tersebut berpotensi membuka sumber energi bersih yang kuat.
Matahari buatan tersebut menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas dan dapat mencapai suhu lebih dari 150 juta derajat Celcius, atau sepuluh kali lebih panas dari inti matahari, menurut laporan People's Daily.
Baca Juga: Jelajahi Palung Mariana, China Berhasil Capai Tempat Terdalam di Bumi
Terletak di barat daya provinsi Sichuan dan selesai akhir tahun lalu, reaktor ini sering disebut "matahari buatan" karena panas dan tenaga yang dihasilkannya sangat besar.
"Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis China, tetapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasional China yang berkelanjutan di masa depan," lapor People's Daily.
Ilmuwan China telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006.
Mereka berencana menggunakan perangkat tersebut untuk bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengerjakan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional.
Proyek reaktor tersebut adalah penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Prancis, yang diharapkan selesai pada tahun 2025.
Baca Juga: Amerika Serikat Larang Impor Kapas dari China, Diduga karena Kerja Paksa
Perpaduan dianggap sebagai Cawan Suci energi dan itulah kekuatan matahari sesungguhnya. Ia menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar.
Tidak seperti fisi, fusi tidak mengeluarkan gas rumah kaca dan mengurangi risiko kecelakaan atau pencurian bahan atom.
Tetapi mencapai fusi sangatlah sulit dan sangat mahal, dengan total biaya ITER diperkirakan mencapai 22,5 miliar dolar (Rp 318 triliun).