Suara.com - Seorang politisi Namibia yang bernama Adolf Hitler mengatakan ia tidak memiliki rencana untuk "mendominasi dunia" setelah meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum setempat.
Adolf Hitler Uunona terpilih pekan lalu sebagai anggota dewan untuk konstituensi (daerah pemilihan) Ompundja.
Dalam wawancara dengan surat kabar Jerman Bild, ia bersikeras bahwa ia "tidak ada hubungannya" dengan ideologi Nazi.
Adolf, seperti nama depan khas Jerman lainnya, tidak jarang ditemukan di negara yang pernah menjadi koloni Jerman itu.
Baca Juga: Adolf Hitler Menang Pemilu di Namibia
Adolf Hitler Uunona mengatakan ayahnya yang menamai ia dengan nama pemimpin Nazi itu, "mungkin tidak mengerti prinsip dan pandangan Adolf Hitler".
"Saat saya anak-anak, saya melihatnya sebagai nama yang sepenuhnya normal," kata Uunona, yang memenangkan pemilu dengan 85% suara.
"Baru setelah saya tumbuh dewasa, saya menyadari: Pria ini ingin menaklukkan seluruh dunia," katanya, seraya menambahkan. "Saya tidak ada hubungannya dengan itu semua."
- Adolf Hitler: Bagaimana pemimpin Nazi ini meninggal dan mengapa banyak misteri di seputar kondisi jenazahnya?
- Tanzanite: Penambang jadi miliarder dalam semalam, setelah menemukan batu terlangka senilai Rp42 miliar dengan berat 15 kilogram
- Fakta dan misteri hilangnya ratusan anak di Jerman dalam dongeng 'Peniup seruling dari Hamelin'
Uunona mengatakan istrinya memanggilnya Adolf dan ia terbiasa menggunakan nama itu di depan publik. Ia tidak berencana untuk mengubahnya.
Uunona terpilih untuk partai berkuasa Swapo, yang memimpin kampanye melawan pemerintahan kolonial dan kekuasaan minoritas kulit putih.
Baca Juga: Diziarahi Kelompok Neo-Nazi, Rumah Adolf Hitler Akan Jadi Markas Polisi
Antara tahun 1884 dan 1915, Namibia merupakan bagian dari wilayah Jerman yang disebut Afrika Barat Daya Jerman.
Kekaisaran Jerman membunuh ribuan orang pada tahun 1904-1908 selama pemberontakan oleh suku Nama, Herero dan San. Beberapa sejarawan menyebut kejadian itu sebagai "genosida yang terlupakan".
Awal tahun ini, Namibia menolak tawaran ganti rugi Jerman senilai €10 juta (sekitar Rp171 miliar) terkait peristiwa itu, dan menyatakan akan terus bernegosiasi untuk "merevisi tawaran itu".
Setelah Perang Dunia Pertama, Namibia berada di bawah kendali Afrika Selatan dan memperoleh kemerdekaan pada tahun 1990.
Tetapi Namibia masih memiliki banyak kota bernama Jerman dan komunitas kecil berbahasa Jerman.
Partai Swapo (aliran kiri-tengah) muncul dari gerakan kemerdekaan Namibia dan telah memerintah negara itu sejak 1990.
Namun dukungan untuk partai tersebut telah menurun menyusul tuduhan suap terkait industri perikanan.