Suara.com - Habib Rizieq Ngegas Lagi: Jokowi Takut Dialog, Beraninya Main lapor Terus
Habib Rizieq Shihab kesal permintaannya berdialog dengan Presiden Jokowi ditolak Istana Kepresidenan. Bahkan Habib Rizieq juga ingin berdialog dengan Kepolisian Indonesia dan Panglima TNI.
Habib Rizieq menyatakan ingin mengobrol dua arah dengan Presiden Jokowi. Bahkan berdialog selama 24 jam penuh.
Habib Rizieq menyatakan bahwa tidak ada alasan Jokowi tolak berdialog, karena Habib Rizieq bukan pemberontak.
Baca Juga: Channel YouTube Front TV Milik FPI Lenyap Seketika, Fadli Zon: Ada Sabotase
Habib Rizieq pun menjelaskan dirinya bukan musuh polisi, musuh pemerintah dan musuh tentara.
“Kami bukan pemberontak, musuh pemerintah, musuh tentara, atau musuh polisi. Kami hanya ingin menyuarakan suara rakyat yang selama ini terpendam di jiwa masyarakat Indonesia,” kata Habib Rizieq, Jumat (4/12/2020).
“Sampai hari ini, saya masih mengajak pemerintah, apakah itu Presiden Jokowi, Ibu Megawati, Bapak Kapolri, atau Bapak Panglima TNI. Kami siap untuk dialog 24 jam. Pagi, siang, atau malam, kami siap. Anda perlu berdialog dengan kami. Ayo kita berdialog,” ujar Habib Rizieq.
Namun bukannya dialog, Habib Rizieq merasa malah dipanggil polisi untuk kasus pelanggaran protokol kesehatan pernikahan anaknya beberapa pekan lalu.
“Kita sudah tawarkan dari kemarin-kemarin, tapi mengapa mereka tidak berani berdialog. Beraninya main lapor-laporan terus, ya apa boleh buat, saya terpaksa terima surat cinta mereka,” sambungnya.
Baca Juga: FPI Minta Pengancam Habib Rizieq Diseret ke Pengadilan
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian mengaku, pihaknya tak pernah menghalang-halangi pertemuan Habib Rizieq dengan Presiden Jokowi. Akan tetapi, untuk berdialog empat mata sebaiknya tak perlu. Sebab, kata dia, diskusi tersebut tak akan berlangsung sesuai harapan.
“Pertama, tidak ada yang menghambat (presiden berdialog dengan Habib Rizieq). Kemudian yang kedua berdialog untuk apa?” tutur Donny kepada Suara, baru-baru ini.
“Tidak bisa (Jokowi) berdialog dengan orang yang tidak bisa menggunakan akal sehatnya, yang ada caci maki, cacian dan umpatan-umpatan kotor, itu kan bukan level presiden berdialog dengan orang semacam itu,” tambahnya.
Lebih lanjut, Donny menambahkan, pihaknya hanya mau membuka gerbang dialog dengan tokoh-tokoh agama yang memiliki integritas serta kadar keilmuan tinggi. Sebab dengan begitu, proses tukar pikiran bakal berlangsung baik, tanpa ada umpatan atau perkataan yang tak perlu.
“Presiden berdialog dengan Buya Syafii Ma’rif Prof Azyumardi Azra, Kyai Said Aqil Siradj itu bisa, karena mereka orang-orang terdidik dengan integritas yang tinggi. Tapi dengan Habib Rizieq mau bicara apa, kalau isi mulutnya umpatan fitnah, jadi tidak perlu didialogkan,” kata dia.