Suara.com - Pendakwah Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya mengkritik gerakan para pejuang 212 dalam merespons serangan pihak-pihak yang kontra dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Pasalnya, Buya Yahya menilai tindakan mereka terkesan mudah tersulut emosi sehingga tujuan gerakan 212 menjadi tidak fokus.
Alih-alih fokus pada cita-cita sebenarnya, Buya Yahya melihat pejuang 212 justru sibuk melayani serangan dari kubu seberang Habib Rizieq.
Oleh sebab itu, Buya Yahya berharap agar para pejuang 212 mengubah strategi mereka dalam menepis serawan lawan Habib Rizieq tersebut.
Baca Juga: Habib Rizieq Mestinya Berani Tiru Anies, Gentleman Datang ke Polda Metro
Buya Yahya sendiri sejatinya sepakat untuk memperjuangkan revolusi akhlak gagasan Habib Rizieq. Hanya saja, revolusi akhlak itu menurut dia seharusnya dilakukan pula dengan cara yang berakhlak.
Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon itu mengkritik pendukung Habib Rizieq yang seringkali mudah terpancing oleh lawan.
Padahal, lawan-lawan itu sengaja memperkeruh suasana dan menciptakan kontroversi guna mengalihkan fokus perjuangan revolusi akhlak tersebut.
"Coba dengarkan sempurna ceramah ulama, kadang memang keras tapi ada pada tempatnya, tapi ada hamba Allah yang senang kehancuran negeri ini, yang ngambil potongan video itu sehingga ini yang muncul ada seorang ulama garis keras," ujar Buya Yahya dikutip Hops.id -- Jaringan Suara.com dari tayangan dalam Kanal YouTube Al-Bahjah TV.
"Dalam revolusi akhlak ini, kita harus kedepankan akhlak. Kita sudah Alhamdulillah, akan tetapi tingkatkan akhlak," sambung Buya Yahya.
Baca Juga: Arief Poyuono ke Habib Rizieq: Ajari Prabowo Revolusi Akhlak Agar Tahu Malu
Buya Yahya menegaskan pentingnya menjaga akhlak untuk membuat publik kagum dan lawan menjadi segan. Mengingat tujuan revolusi akhlak juga menyasar masyarakat kebanyakan.
"Yang akan kita tarik bukan orang yang bersama kita, tapi yang kita tarik orang yang belum bersama kita yang segan dengan perjuangan ini, bukan saja kawan akan tetapi lawan juga segan sehingga ada kekaguman mengikuti kita," tukas Buya Yahya.
"Maka kita perlu menjaga, kritik akan selalu ada, kami selalu ingatkan yang ingin berjuang bersama HRS, jangan sampai keluar statement yang malah mencoreng perjuangan," tandas dia melanjutkan.
Tidak sekadar mengkritik para pejuang 212 dan pendukung Habib Rizieq, Buya Yahya juga memberi saran dan mengingatkan agar mereka lebih fokus pada tujuan yakni memperbaiki bangsa.
Oleh sebab itu, perlu ditepis gangguan berupa serangan dari pihak-pihak yang hendak mengalihkan fokus perjuangan.
"Semua yang ada dalam perjuangan ini, bagaimana yang sudah cantik ini agar percantik lagi, agar mereka yang berprasangka buruk jadi perprasangka baik," ujar Buya Yahya.
"Sehingga kawan kita makin banyak. Jangan jadikan lawan sebagai lawan, tapi jadikan lawan jadi kawan supaya tertarik dengan kita sehingga tak perlu bemacam-macam aksi apapun, mereka akan kompak dukung revolusi akhlak," sambung dia.
Lebih lanjut, dalam dialognya Buya Yahya juga berharap agar para pendukung Habib Rizieq tidak membenci ormas atau ulama lainnya.
Pasalnya, sekali lagi hal itu menurut Buya Yahya hanya akan memecah konsentrasi penyebaran revolusi akhlak.
"Siapapun jangan tanamkan kebencian pda ormas apapun. Kalau pun ada itu perbuatan orang per orang, lupakan saja. Kita fokus kepada tujuan sama program, jangan mudah memberi reaksi atas kritikan itu. Ibarat kita berjalan ke sebuah tempat butuh 2 menit, fokus langsung akan cepat sampai. Tapi kita malah toleh kanan kiri sehingga akan lama sampai tujuan," tandas Buya Yahya.