Suara.com - Tari Saman merupakan salah satu warisan seni dan budaya Indonesia dalam kategori seni tari yang berasal dari Aceh. Gerak Tari Saman sangat menarik, menitik beratkan pada pola lantai Tari Saman.
Seni Tari Saman berasal dari suku Gayo Aceh. Tari Saman biasa dipentaskan untuk merayakan acara adat dan upacara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Hari Maulid Nabi.
Keunikan Tari Saman
Penari Tari Saman akan mengenakan pakaian khusus berwarna-warni. Selama Tari Saman dipentaskan, penari akan membentuk format pola lantai Tari Saman yang khas. Tari Saman disebut juga dengan Tarian Seribu Tangan karena gerakannya didominasi oleh gerakan tangan.
Baca Juga: Atasi Konflik Gajah dan Manusia di Aceh, BKSDA Tempatkan 7 CRU
Tepukan tangan ke badan dan ke lantai membentuk sebuah formasi. Tangan terus bergerak, dan masing-masing gerakan menyimbolkan suatu ungkapan. Iringan Tari Saman dalah lagu tradisional berbahasa Gayo. Para penari akan menampilkan gerakan lincah, berupa gerakan kirep, guncang, lingang, dan lainnya.
Pola Lantai Tari Saman ketika dipentas terlihat biasa tapi sebenarnya gerakan Tari Saman tergolong sulit. Ada banyak bentuk sehingga dibutuhkan konsentrasi tinggi, termasuk juga kekompakan dan rasa saling percaya dalam grub.
Oleh karena itu, sebelum mementaskannya di depan tamu agung, penari wajib berlatih lebih dulu sampai kekompakan itu membuahkan harmoni dalam pentas. Sebelumnya, Tari Saman dilakukan oleh para pria, namun seiring perkembangan jaman, wanita juga boleh melakukan Tari Saman.
Pola Lantai Tari Saman
Baca Juga: Lagu Daerah Indonesia Kaya dengan Makna Kehidupan
Sama seperti tarian daerah lainnya, Tari Saman juga dilakukan dengan pola lantai tertentu. Pola Lantai Tari Saman adalah horizontal. Dalam pola ini, penari berbaris lurus ke samping.
Pembentukan pola lantai Tari Saman sebetulnya memiliki makna tertentu. Makna pola lantai Tari Saman merupakan simbol hubungan manusia dengan manusia lainnya yang setara sebagai makhluk sosial. Sebagai manusia, kita akan saling membutuhkan.
Sementara di dalam gerakannya terkandung simbol penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW dan polanya juga melambangkan umat Islam yang membentuk syaf shalat lima waktu secara berjamaan.
Tari Saman telah diakui oleh UNESCO. Pada 24 November 2011, tarian tersebut resmi ditetapkan dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia oleh UNESCO di Bali. Tari Saman ditetapkan sebagai warisan bersama dengan wayang, keris, dan batik.
Demikian penjelasan singkat mengenai pola lantai Tari Saman dan makna yang ada di balik pola tersebut.
Kontributor : Mutaya Saroh