Ucapan Mahfud MD Respons Pembantaian Jemaat Gereja di Sigi Dinilai Amatiran

Rabu, 02 Desember 2020 | 18:22 WIB
Ucapan Mahfud MD Respons Pembantaian Jemaat Gereja di Sigi Dinilai Amatiran
Menkopolhukam Mahfud MD. [Dokumentasi Kemenko Polhukam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Penasehat Public Virtue Tamrin Amal Tomagola mengkritisi reaksi pemerintah melalui Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md terkait pembunuhan yang dilakukan kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur alias MIT pimpinan Ali Kalora di Kabupaten Sugi, Sulawesi Tengah.

Melihat dari pernyataan yang disampaikan Mahfud, pemerintah seolah mengecilkan peristiwa yang mengerikan tersebut.

Tamrin mengatakan kalau pernyataan disampaikan Mahfud terkesan amatir karena memperlihatkan penyangkalan. Hal itu menyinggung saat Mahfud berusaha menyangkan penyebab pembunuhan yang dilakukan kelompok MIT bernuansa suku dan agama.

"Saya kira reaksinya (Mahfud MD) sangat amatir karena reaksi itu sifatnya menyangkal, denying," kata Tamrin dalam diskusi bertajuk Penyikapan Insiden Kemanusiaan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah secara daring pada Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: CEK FAKTA: Beredar Kabar Jokowi Pecat Mahfud MD, Benarkah?

"Bahwa ini sebenarnya adalah suatu kekerasan yang bernuansa agama dan suku, tapi itu dicoba untuk disangkal," sambungnya.

Menurut sosiolog itu, narasi yang disampaikan Mahfud seolah mengecilkan peristiwa yang mengerikan menjadi sebuah kejadian kriminal biasa. Padahal menurutnya apa yang dilakukan kelompok MIT itu masuk ke dalam kategori kejahatan luar biasa atau extraordinary crime.

"Againts humanity tapi dikecilkan oleh pernyataan-pernyataan dari Menko Polhukam, itu sangat disayangkan karena dengan mengecilkan itu seperti hanya sebuah peristiwa kriminal biasa."

Sebelumnya, Mahfud MD menjelaskan bahwa pemerintah menyayangkan dan mengutuk keras atas terjadinya peristiwa yang menimbulkan korban jiwa tersebut. Menurutnya kejadian itu tidak bisa disebut sebagai gerakan keagamaan.

"Pemerintah menyesalkan dan mengutuk keras tindakan teror kekerasan dan kekejian yang dilakukan oleh kelompok teroris MIT. Dalam hal ini kelompok Ali Kalora dari MIT. Itu bukan gerakan keagamaan tapi gerakan kejahatan," kata Mahfud dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun Youtube Kemenko Polhukam, Senin (30/11/2020).

Baca Juga: Pengepungan Rumah Mahfud MD, Rocky Gerung: Itu Ekspresi Simbolik

Mahfud menuturkan kalau pemerintah sudah memerintahkan Satuan Tugas Operasi Tinombala guna menangkap pelaku dan menyeretnya ke jalur hukum. Selain itu, pemerintah juga memerintahkan aparat keamanan guna memperkuat dan memperketat penjagaan serta pengamanan terhadap warga dari ancaman terorisme ataupun pihak yang ingin mengacaukan keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.

Sementara itu, pemerintah juga menyampaikan ucapan duka cita bagi warga yang telah menjadi korban kebrutalan kelompok teroris pimpinan MIT tersebut. Mahfud menyebut kalau pemerintah sudah memberikan pemulihan bagi keluarga korban.

"Pemerintah juga dengan ini sekali lagi menyampaikan duka yang mendalam dan pemerintah telah bertemu dengan keluarga korban dan juga pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah untuk pemulihan atau trauma healing," tuturnya.

Sebelumnya, kelompok teroris Muhajid Indonesia Timur alias MIT pimpinan Ali Kalora membunuh empat orang yang merupakan satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Keempat warga yang dibunuh hari Jumat (27/11) sekitar pukul 08.00 WITA tersebut, di antaranya dipenggal dan satu dibakar.

Keempat korban teridentifikasi sebagai Yasa, menantunya bernama Pinu, dan dua anggota keluarga lain: Pedi dan Naka.

Keempat orang itu adalah anggota jemaat Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan.

"Berdasarkan keterangan saksi, diduga pelaku penyerangan adalah DPO kelompok MIT. Itu setelah kami perlihatkan foto 11 DPO kepada saksi, ada tiga yang dikenali, salah satunya Ali Kalora," kata Kabid Humas Polda Sulteng Komisaris Besar Didik Suparnoto, Sabtu (28/11/2020).

Namun, ia menegaskan, kelompok MIT Ali Kalora menyerang secara random atau acak, tidak benar-benar mengarah ke satu kelompok tertentu.

"Ya, namanya teroris, mereka menyerang untuk menakut-takuti. Melakukan serangan acak, antara MIT dan satu keluarga yang meninggal tidak ada hubungan atau persinggungan apa pun," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI