Akademisi, Jurnalis, Aktivis Selandia Baru Kibarkan Bendera Bintang Kejora

Rabu, 02 Desember 2020 | 14:25 WIB
Akademisi, Jurnalis, Aktivis Selandia Baru Kibarkan Bendera Bintang Kejora
ILUSTRASI - Bintang Kejora dikibarkan warga di tengah musim dingin di Swedia, Minggu (1/12/2019). [ABC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktivis Selandia Baru yang terdiri dari akademisi, jurnalis dan mahasiswa mengibarkan bendera Papua Barat atau Bintang Kejora, Selasa (01/12) pada simposium yang diselenggarakan oleh Pacific Media Center di Auckland.

Aksi solidartas ini dilakukan untuk menandai 59 tahun sejak bendera pertama dikibarkan sebagai simbol kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

Penyelenggara mengatakan pengibaran bendera ini sebagai aksi solidaritas bagi mahasiswa Papua yang belajar di Selandia Baru juga sebagai aksi pretes terhadap pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan keamanan Indonesia.

Del Abcede, pembela HAM yang bicara mewakili mahasiswa meminta dukungan dari Selandia Baru dan negara-negara Pasifik untuk perjuangan penentuan nasib Papua Barat.

Baca Juga: Lebih Fleksibel, Unilever Selandia Baru Cuma Kerja 4 Hari dalam Seminggu

"Saya akan mengatakan hal-hal yang tidak dapat mereka katakan karena hal itu membuat mereka berisiko," ujarnya.

Sejumlah aktivis melakukan aksi massa saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Selandia Baru 18-19 Maret 2018. [Facebook]
(Ilustrasi) Sejumlah aktivis melakukan aksi massa saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Selandia Baru 18-19 Maret 2018. [Facebook]

"Saya akan mengatakan dua hal yang tidak bisa katakan siswa secara langsung, salah satunya tentang mengibarkan bendera atau berbicara tentang penjara. Yang lainnya tentang petisi kemerdekaan," lanjutnya.

Sekitar 50 akademisi dan media mengibarkan bendera dan menyanyikan dua lagu tradisional dalam aksi tersebut.

Simposium ini menyampaikan presentasi tentang berbagai topik mulai dari metodologi penelitian jurnalisme masa depan hingga kolaborasi dokumenter dan jurnalisme, jurnalisme proyek di Kawasan Asia-Pasifik, serta keragaman dan publikasi media.

Pembicara di acara ini memuji situs berita Stuff yang menerbitkan permintaan maaf atas pelaporan bias yang diterbitkan selama 163 tahun tentang masalah Maori.

Baca Juga: Tak Diketahui Penyebabnya, 100 Paus Mati Ditemukan di Selandia Baru

Direktur pusat Profesor David Robie menggambarkan langkah ini sebagai aksi berani dan "mengubah permainan" media pada hubungan ras.

Di Wellington, puluhan orang demonstrasi mendukung kemerdekaan Papua Barat di luar parlemen Selandia Baru, lapor Johnny Blades dari RNZ Pacific.

Wakil ketua Partai Hijau Selandia Baru Marama Davidson dan beberapa anggota parlemen lainnya menghadiri demostrasi di Wellington.

Mereka berbicara kepada lebih dari 50 orang, mengatakan penolakan hak orang Papua untuk menentukan nasib sendiri adalah masalah regional Pasifik.

Peringatan 1 Desember Papua ditandai dengan demonstrasi serupa di seluruh dunia , termasuk di Melbourne, Oxford, Honiara, dan The Hague.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI