Dicap Berisik, Relawan Jokowi Desak Polisi Tutup Akun Medsos Denny Siregar

Rabu, 02 Desember 2020 | 14:18 WIB
Dicap Berisik, Relawan Jokowi Desak Polisi Tutup Akun Medsos Denny Siregar
Denny Siregar mengomentari mengapa Terawan tidak hadir di acara Najwa Shihab. (YouTube/Cokro TV)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Relawan Jokowi yang tergabung dalam Barisan Relawan Nusantara disingkat Baranusa, meminta pihak kepolisian menindak tegas para pembuat onar di media sosial (medsos).

Uniknya dari sekian banyak nama yang mereka catat, rata-rata akun medsos berpihak pada pemerintahan Joko Widodo salah satunya adalah Denny Siregar.

Disadur dari hops.id -- jaringan Suara.com, Ketua Umum Baranusa, Adi Kurniawan mendesak polisi agar segera menutup akun media sosial Denny Siregar, Abu Janda, serta laman seword.com milik Alifurrahman.

Selain itu, Relawan Jokowi juga meminta pihak yang sama untuk menindak tegas Nikita Mirzani yang dinilai telah meresahkan publik.

Baca Juga: Batasi Pengguna Medsos Minimal 17 Tahun, PSI: Kominfo Jangan Lebay

“Menindak tegas ujaran kebencian yang dilakukan artis Nikita Mirzani serta menutup akun-akun media sosial seperti milik Denny Siregar, Abu Janda, serta website milik Alifurrahman bernama seword.com dan lain-lain, demi menjaga keutuhan negara dan rakyat Indonesia,” papar Adi, Rabu (02/12/2020).

Denny Siregar dalam Tayangan YouTube Cokro TV (YouTube/CokroTV).
Denny Siregar dalam Tayangan YouTube Cokro TV (YouTube/CokroTV).

Dia menyebut, para buzzer tersebut sengaja menciptakan beragam narasi perpecahan dengan selalu mengembangkan politik identitas.

Akibatnya, kerukunan di tengah-tengah masyarakat menjadi terganggu dan berpotensi terjadi adu domba.

“Mereka itu selalu menebar kebencian dan terus menggunakan politik identitas yang dikhawatirkan akan berpotensi menciptakan perang saudara di republik ini. Sebab itu, kami meminta agar akun-akun milik mereka ditutup secara permanen,” imbuhnya.

Adi menilai, Denny Siregar dan yang lainnya, yang dia sebut sebagai buzzer, sejatinya berbahaya untuk kemajemukan bangsa.

Baca Juga: Usia Pengguna Media Sosial di RUU PDP Dibatasi 17 Tahun

Ia juga menduga aksi teror serta pembunuhan sadis di Dusun Lewonu, Sulawesi Tengah merupakan dampak dari narasi politik identitas yang selalu dimainkan buzzer.

“Sadar tidak sadar, suka tidak suka, apa yang dilakukan Nikita Mirzani, Denny Siregar, Ade Armando, Abu Janda dkk itulah yang memicu perang antarsaudara itu terjadi. Harusnya mereka yang dikecam terkait aksi sadis terorisme yang terjadi di Sigi,” katanya.

Bukan hanya buzzer yang pro pemerintah, mereka yang pro dari kubu oposisi juga menjadi sorotan Adi. Buzzer dari dua kubu itu dinilai sangat berbahaya.

Sebab dengan kehadiran mereka, lanjut Adi, kerukunan antar umat beragama menjadi terganggu.

Masyarakat dinilai telah kesulitan menghargai perbedaan seperti masa-masa sebelumnya.

“Mereka tak sadar, apa yang mereka lakukan itu bisa memicu perang saudara antara umat beragama. Dan hari ini sudah terjadi di Sigi,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI