Suara.com - Puluhan aktivis dan mahasiswa Papua menggelar aksi peringatan hari pembentukan bangsa Papua 1 Desember 1961 di kawasan Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat pada Selasa (1/12/2020). Ada 13 tuntutan yang diminta para demonstran saat memperingati hari kebangsaan Papua tersebut.
Massa yang menggelar aksi itu merupakan gabungan dari beberapa organisasi, di antaranya yakni Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Indonesia (AMPTPI).
Awalnya mereka melakukan aksi longmarch dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan menuju ke depan Istana Negara, namun aksi mereka hanya diperbolehkan sampai di simpang Patung Kuda.
"Kami menyerukan pada dunia internasional untuk membangun konsolidasi solidaritas perjuangan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa West Papua, mengajak rakyat Indonesia untuk mendukung perjuangan bangsa Papua dalam menentukan nasibnya sendiri," kata mereka dalam keterangan tertulis, Selasa (1/12/2020).
Baca Juga: Umumkan Republik Papua Barat, Benny Wenda Jadi Presiden Sementara
Dalam aksinya tahun ini, mereka membawa 13 tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemerintah Indonesia, antara lain:
- Berikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua
- Tolak Otonomi Khusus jilid II
- Buka akses jurnalis seluas-luasnya di West Papua
- Tarik militer organik dan non-organik dari West Papua
- Hentikan segala bentuk diskriminasi dan intimidasi terhadap mahasiswa West Papua di Indonesia
- Bebaskan tapol West Papua tanpa syarat
- Tolak Daerah Otonomi Baru di West Papua
- Tutup PT Freeport, BP, LNG Tangguh dan tolak pengembangan Blok Wabu
- Usut tuntas pelaku penembakan pendeta Jeremiah Zanamban
- Tangkap, adili, dan penjarakan jenderal pelanggar HAM
- Hentikan rasialisme dan politik rasial yang dilakukan Pemerintah Republik Indonesia dan TNI-Polri
- Hentikan Operasi militer di Nduga, Intan Jaya, Puncak Jaya, dan seluruh wilayah West Papua lainnya
- Cabut Omnibus Law!