Suara.com - Untuk pertama kalinya, tentara wanita Nepal mengangkat jenazah korban keganasan virus Covid-19, dimana kebiasaan tersebut masih yang sangat tabu.
Menyadur Channel News Asia, Selasa (1/12/2020) kejadian tersebut terjadi di krematorium Pashupati di ibu kota Nepal, Kathmandu, Nepal.
Wanita yang menyentuh mayat masih menjadi budaya tabu di Nepal. Tetapi hak-hak perempuan terus meningkat di negara yang mayoritas warganya beragama Hindu itu keluar dari konflik selama satu dekade pada tahun 2006 dan menghapuskan aturan monarki feodalnya dua tahun kemudian.
Tentara wanita tersebut dikerahkan untuk pertama kalinya ketika negara dengan penduduk 30 juta orang itu mencoba menangani jenazah korban Covid-19 di tengah pandemi yang terus berkembang.
Baca Juga: Wisata Ke Nepal Van Java Berujung Petaka, Motor Ludes Terbakar di Tanjakan
"Saya merasa terhormat dan bahagia karena diberi kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang selama ini hanya dilakukan oleh laki-laki," kata Rachana salah satu tentara perempuan yang terjun.
"Masyarakat sedang berubah ... Saya belum pernah ke keluarga saya sejak saya memulai tugas baru saya, tetapi teman-teman saya senang," sambung kopral berusia 25 tahun tersebut.
"Mereka berterima kasih kepada saya dan berkata, 'Anda telah melakukan tugas yang sulit dengan hati-hati dan menjaga keamanan pribadi Anda. Terima kasih' . Saya merasa senang." sambungnya.
Pada hari pertama mereka bekerja bulan lalu, keempatnya memindahkan enam mayat korban Covid-19 dari rumah sakit ke krematorium.
Juru bicara Angkatan Darat Nepal Shantosh B Poudyal mengatakan pasukan berkekuatan 95.000 itu menempatkan tentara wanita dalam peran baru, bagian dari program untuk memberdayakan mereka.
Baca Juga: Marak Terjadi, Nepal Perkuat Hukuman Bagi Pelaku Serangan Asam
"Wanita dikerahkan dalam tugas tempur, rumah sakit, persenjataan, insinyur, dan bencana sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya mereka menangani jenazah dari rumah sakit dan mengangkutnya ke krematorium," kata Poudyal kepada Reuters. "Bisa dibilang itu melanggar batas ... menghancurkan langit-langit kaca."
Tentara Nepal bertanggung jawab untuk menangani jasad korban virus corona di seluruh negeri.
"Merupakan tugas saya untuk memindahkan mayat dan saya bangga dengan apa yang saya lakukan," kata Krishna Kumari, tentara lain dalam kelompok itu.
Sersan berusia 37 tahun itu menambahkan: "Pekerjaan itu menuntut secara fisik ... dan kami telah membuktikan bahwa wanita mampu melakukan tugas-tugas sulit selama pandemi."
Pandemi telah menewaskan 1.508 orang di Nepal dan menginfeksi 233.452 orang sejak pertama kali terdeteksi pada Januari.
Pada hari Senin (30/11), 29 orang dilaporkan meninggal karena Covid-19, jumlah kematian harian tertinggi sejak 4 November, data kementerian kesehatan menunjukkan.
Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi daripada data resmi karena pengujian terbatas. Sebuah panel sedang mencari perbedaan tersebut, kata pihak berwenang.
Petugas kesehatan mengatakan pandemi akan memburuk saat musim dingin tiba dan infrastruktur kesehatan yang terbatas, termasuk tempat tidur perawatan kritis.