Dua Pemimpin Jakarta Kini Positif Covid-19: Anies dan Ahmad Riza Diisolasi

Siswanto Suara.Com
Selasa, 01 Desember 2020 | 11:24 WIB
Dua Pemimpin Jakarta Kini Positif Covid-19: Anies dan Ahmad Riza Diisolasi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama wakilnya, Ahmad Riza saat konvoi sepeda ke Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat. (dokumentasi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah perjuangan Jakarta membasmi virus Covid-19, dua kepala daerah setempat terkonfirmasi positif.

Hari ini, Selasa (1/12/2020), situs resmi pemerintah setempat mengumumkan Anies Baswedan positif Covid-19

Tetapi Ahmad Riza Patria lebih dulu yang terkonfirmasi positif pada Minggu (29/11/2020).

Kabar itu menyentak perhatian publik yang selama ini barangkali mulai mengendurkan penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Positif Covid-19: Mohon Doanya

Dalam waktu singkat, kabar Anies terjangkit corona menjadi tajuk rencana media-media nasional dan menyiratkan pesan bahwa jangan dulu main-main Covid-19 dengan cara melanggar protokol kesehatan.  

Melalui situs resmi pemerintah, Anies berpesan kepada warganya maupun warga daerah sekitar Jakarta yang saban hari mencari penghidupan di Ibu Kota untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.

Dia juga meminta kepada siapapun yang dalam waktu beberapa hari terakhir merasa kontak dengannya supaya jangan menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan sehingga segera diketahui kondisi kesehatan masing-masing.

Jika ternyata reaktif, harus segera isolasi mandiri serta berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.  Sedangkan kalau hasil tesnya negatif, tentu harus disiplin menjaga kesehatan serta menerapkan protokol kesehatan.

 Anies sekarang ini melakukan isolasi mandiri.  Tetapi, agar roda pemerintahan tetap berjalan, dia tetap akan bekerja memimpin rapat-rapat pemerintah secara virtual.

Baca Juga: Wagub DKI Ahmad Riza Patria Positif Covid-19 Tapi Tanpa Gejala

Anies ketahuan positif Covid-19 berdasarkan tes usap PCR yang dilakukan kemarin dan hasilnya keluar pada dini hari tadi.

Anies selama ini rutin melakukan tes usap PCR dan hasilnya selalu negatif. Begitu juga ketika Ahmad Riza Patria dinyatakan positif Covid-19, Anies langsung tes usap antigen dan hasilnya negatif.

Beberapa hari sebelum Riza dinyatakan positif, mereka intens bertemu untuk rapat.

Anies mengatakan saat ini kondisinya dalam keadaan baik dan tanpa gejala.

“Setelah berkonsultasi dan sesuai dengan arahan dokter, saya akan menjalani isolasi mandiri dan mengikuti prosedur pengobatan yang ditetapkan tim medis,” ujarnya.

Seluruh kontak erat, baik keluarga maupun staf yang ada di kantor, telah dilakukan tes usap PCR.

“Isolasi mandiri akan saya lakukan di tempat yang terpisah dengan keluarga dan akan saya tinggali sendiri. Sementara keluarga akan tetap di kediaman pribadi,” kata dia.

Jangan ada kerumunan dengan alasan apapun

Di berbagai kesempatan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar acara masyarakat berkumpul dalam jumlah besar tidak lagi diizinkan.

Hal itu dilakukan sebagai respons pemerintah atas kenaikan kasus Covid-19 yang siginifikan seusai libur panjang akhir Oktober lalu, terutama di Jakarta dan Bali.

"Saya ingin kita semua bersepakat jangan ada kerumunan lagi dengan alasan apapun untuk beberapa waktu ke depan," kata Luhut kepada para kepala daerah, Pangdam, dan Kapolda di Jakarta dan Bali dalam Rapat Koordinasi  Virtual Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta dan Bali di kKantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, awal pekan ini.

Angka konfirmasi positif kasus Covid-19 di Jakarta pada periode 25-30 November 2020 sebanyak 8.598 kasus dari 5.168 kasus pada periode 28 Oktober-3 November 2020.

Sementara itu di Bali kasus terkonfirmasi positif naik dari 386 kasus pada periode 28 Oktober-3 November 2020 menjadi 823 kasus pada 25-30 November 2020.

Luhut juga meminta agar Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes untuk mengecek ketersediaan obat yang ada di daerah.

"Jangan sampai ada orang meninggal karena kelalaian kita untuk mengecek ketersediaan obat sehingga obat habis," kata Luhut.

Selain itu, Luhut juga meminta agar Kemenkes memastikan kapasitas ICU dan isolasi di rumah sakit mencukupi untuk perawatan pasien Covid-19.

Yang tidak kalah penting, kata dia, khusus untuk wilayah Bali, pemerintah daerah diminta tambah fasilitas isolasi terpusat, terutama di Tabanan.

"Kalau di kabupaten, hotel tidak cukup, ya geserlah. Yang penting pisahkan secepatnya dari keluarga yang masih sehat," kata Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Baca juga: Luhut akan gunakan taktik militer tekan klaster baru Covid-19 saat banjir

Menko Luhut mencontohkan fasilitas isolasi terpusat Wisma Atlet di Jakarta yang telah beroperasi dengan cukup baik.

Ketika itu, Anies Baswedan menjelaskan dalam dua minggu pasca libur panjang 28 Oktober-1 November terdapat kenaikan kasus positif, terutama klaster keluarga.

"Dan setelah kita lakukan pelacakan dan penelusuran mayoritas keluarga ini bepergian ke Bandung, Semarang, Lampung, dan beberapa tempat di Jawa Timur," kata Anies.

Dengan munculnya klaster keluarga, Anies Baswedan berharap agar pemerintah pusat meninjau ulang kebijakan libur bersama saat akhir tahun.

Berbeda dengan Jakarta, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Bali meningkat usai gelaran Pemilihan Kepala Daerah.

"Jadi di kami Pilkada penyumbang kasus terkonfirmasi positif terbesar. Dari KPPS banyak ditemukan kasus positif. Lalu kami lakukan tracing lebih luas," kata Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, tambah Indra, dalam minggu ini Pemprov Bali juga melakukan penelusuran ke seluruh pelaku jasa pariwisata.

"Dari mereka ditemukan beberapa kasus positif," kata Indra.

Luhut pun kemudian meminta kepada semua pihak yang berwenang untuk turut mengevaluasi pelaksanaan pilkada dan dampak libur panjang pada akhir Oktober terhadap peningkatan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian.

Hasil tersebut, menurutnya, penting untuk menentukan kebijakan libur panjang akhir tahun.

REKOMENDASI

TERKINI