Bantai dan Bakar Satu Keluarga, Aksi Keji Teroris MIT Dibenci Semua Agama

Senin, 30 November 2020 | 10:51 WIB
Bantai dan Bakar Satu Keluarga, Aksi Keji Teroris MIT Dibenci Semua Agama
Teroris MIT Ali Kalora yang membantai satu keluarga di Sigi dibenci seluruh agama. (Dok.Ist & Dok. Polisi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibunuh secara keji. Diduga peristiwa pembunuhan sadis satu keluarga itu dilakukan oleh kelompok teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur atau MIT pimpinan Ali Kalora.

Institut Mosintuwu salah satu organisasi yang secara khusus meneliti sejarah kekerasan di Poso dan di Sulawesi Tengah menyebut kelompok MIT melakukan penyerangan secara acak. Mereka melakukan penyerangan dan pembunuhan secara keji tanpa melihat latar belakang agama ataupun suku.

"Aksi keji MIT tidak memandang agama. Mereka martir teroris yang aksi kejinya dibenci oleh semua agama," kata Direktur Institut Mosintuwu Lian Gogali dalam keterengannya kepada Suara.com, Senin (30/11/2020).

Berdasarkan data yang dimiliki Institut Mosintuwu, Gogali mengemukakan pada 8 April 2020, kelompok MIT melakukan pembunuhan keji pada Daeng Tapo dan pada 19 April 2020 membunuh Ajeng, dimana keduanya merupakan seorang muslim.

Baca Juga: Muhammadiyah: Jangan Terprovokasi, Pembantaian di Sigi Bukan Konflik Agama

Kemudian, pada 8 Agustus 2020 kelompok MIT melakukan pembunuhan terhadap Agus Balumba yang beragama Kristen. Sementara itu, jauh sebelumnya pada 3 September 2019 kelompok MIT juga membunuh Wayan Astika yang beragama Hindu.

"Terakhir, 27 November 2020 kemarin, MIT secara keji membunuh Naka, Pedi, Yasa, Pinu yang keempatnya beragama Kristen," ungkap Gogali.

Gereja Bala Keselamatan mengecam aksi penyerangan sekelompok orang teroris Mujahid Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora terhadap jemaatnya di Pos Pelayanan Lewonu, Palu, Sulawesi Tengah. [dokumentasi]
Gereja Bala Keselamatan mengecam aksi penyerangan sekelompok orang teroris Mujahid Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora terhadap jemaatnya di Pos Pelayanan Lewonu, Palu, Sulawesi Tengah. [dokumentasi]

Atas hal itu, Gogali pun meminta semua pihak untuk berhenti dan tidak menyebarkan isu penyerangan agama dalam kasus tersebut. Disisi lain, mereka mendorong aparat kepolisian untuk menegakkan hukum atas kejahatan keji yang dilakukan oleh kelompok MIT.

"Warga Sulawesi Tengah, terutama Poso telah belajar bagaimana agama dipermainkan sebagai isu untuk membelah solidaritas masyarakat. Kejadian ini tidak boleh melengahkan kita kembali ke masa kelam itu lagi," katanya.

Bantai Satu Keluarga

Baca Juga: Sebut Teroris Itu Nyata, Habib Husein Jafar: Kita Lawan dengan Moderat

Penyerangan dan pembunuhan satu keluarga yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris MIT menewaskan empat orang dalam satu keluarga. Selain itu, tiga rumah warga dan satu gereja juga dikabarkan dibakar dalam serangan tersebut.

Keempat korban yang meninggal dunia itu teridentifikasi bernama Yasa, menantunya bernama Pinu, dan dua anggota keluarga lain: Pedi dan Naka. Mereka merupakan anggota jemaat Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan.

"Berdasarkan keterangan saksi, diduga pelaku penyerangan adalah DPO kelompok MIT. Itu setelah kami perlihatkan foto 11 DPO kepada saksi, ada tiga yang dikenali, salah satunya Ali Kalora," kata Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Suparnoto, Sabtu (28/11).

Didik kemudian menegaskan bahwa kelompok MIT pimpinan Ali Kalora menyerang secara random atau acak. Dia menepis dugaan bahwa kelompok teroris MIT sengaja mengincar kelompok atau kepercayaan tertentu.

"Ya, namanya teroris, mereka menyerang untuk menakut-takuti. Melakukan serangan acak, antara MIT dan satu keluarga yang meninggal tidak ada hubungan atau persinggungan apapun," ujarnya.

Teroris MIT Ali Kalora menyerang warga di Sigi, Sulawesi Tengah. [dokumentasi polisi]
Teroris MIT Ali Kalora menyerang warga di Sigi, Sulawesi Tengah. [dokumentasi polisi]

Gereja

Sementara itu, Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama membantah adanya pembakaran gereja dalam peristiwa penyerangan yang dilakukan kelompok teroris MIT. Dia mengklaim, dalam peristiwa tersebut hanya ada tiga rumah warga yang dibakar dan empat orang meninggal dunia.

"Tapi tidak ada gereja dibakar. Di desa itu tak ada gereja. Jadi korban ada empat yang meninggal dan tiga rumah warga dibakar," kata Yoga.

Kekinian, kata Yoga, sebanyak 150 kepala keluarga atau KK di Desa Lemba Tongoa pun telah diungsikan. Mereka diungsikan ke lokasi ramai penduduk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI