Kisah Guru Disabilitas yang Mengajar Anak-anak Difabel

Minggu, 29 November 2020 | 19:49 WIB
Kisah Guru Disabilitas yang Mengajar Anak-anak Difabel
Hikmat, seorang guru penyandang disabilitas. (Dok : Kemendikbud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok guru inspiratif seringkali diangkat saat peringatan Hari Guru Nasional (HGN). Begitu pula dengan peringatan HGN tahun 2020 ini.

Hikmat, seorang guru penyandang disabilitas, memiliki kisahnya sendiri sebagai pendidik anak-anak difabel di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batang, Jawa Tengah. Ia adalah seorang tunadaksa.

Hikmat mengaku pertama kali tertarik menjadi guru ketika ia mengajarkan musik kepada anak-anak difabel. Dari aktivitasnya mengajar anak-anak difabel, ia memahami nilai ketulusan dan kepedulian.

Tak jarang, anak-anak didiknya dengan sukarela menghapus papan tulis, merapikan alat belajar, hingga membantu mendorongkan skateboard yang digunakan Hikmat untuk mempermudah mobilitasnya.

Baca Juga: Butuh 1 Juta Guru Kontrak Non PNS, Kemendikbud Resmi Buka Pendaftaran

Bagi Hikmat, keterbatasan yang ia miliki justru menjadi teladan bagi anak-anak didiknya untuk bersemangat mengejar mimpi meski di tengah keterbatasan.

“Menjadi sebuah kebanggaan dan nilai plus, bisa menjadi role model dalam pembelajaran. Di saat itu saya bangkit memanfaatkan keadaan saya. Saya tidak boleh mengeluh karena jika saya mengeluh, mereka akan putus asa,” tuturnya.

Ketika pembelajaran dilakukan tatap muka di sekolah, kelas Hikmat didesain menyesuaikan dengan kondisi keterbatasannya. Siswa-siswa belajar secara lesehan, dan papan tulis serta alat pendukung belajar disiapkan berukuran rendah.

“Allah memberikan saya ke sini untuk memberikan kesempatan menjadi role model bagi mereka. Oleh karena itu, saya manfaatkan kesempatan yang ada untuk jadi manfaat buat orang lain,” tutur Hikmat.

Ia berharap, perhatian pemerintah akan semakin besar untuk anak-anak difabel. Menurutnya, klasifikasi kurikulum harus lebih disempurnakan sesuai dengan kondisi anak didik, seperti tunadaksa, tunarungu, tunagrahita, dan lain-lain.

“Di lapangan anak-anak kita variatif. Satu anak, satu program. Selain itu, perlu juga bagi peserta didik normal diberikan pemahaman dalam kurikulum tentang bagaimana cara memperlakukan anak-anak disabilitas dengan baik,” terangnya, seraya berharap pemerintah akan lebih sering meninjau ke lapangan secara langsung.

Hikmat menjadi salah satu guru inspiratif yang berkesempatan untuk berdialog dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril, saat acara peringatan Hari Guru Nasional 2020 di TVRI, Rabu (25/11/2020).

Baca Juga: Kapan Mahasiswa Bisa Ngampus Lagi? Ini Penjelasan Kemendikbud

Menanggapi kisah Hikmat, Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan rasa bangganya.

“Guru-guru di Indonesia bisa belajar banyak dari para guru SLB karena mereka lebih menguasai prinsip pedagogi dengan baik,” ujar Mendikbud.

Di akhir perbincangan, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril juga berpesan agar para guru yang mengajar di daerah 3T dapat terus bersemangat dan saling memotivasi.

"Tidak boleh menyerah, berani bermimpi, untuk anak-anak kita dari Sabang sampai Merauke,” tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI