Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) turut mengutuk aksi penyerangan sekelompok orang anggota teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di rumah ibadah dan jemaatnya di Pos Pelayanan Lewonu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Melalui Juru Bicara Nanang Priyo, PSI sekaligus meminta aparat dapat mengusut kasus penyerangan tersebut.
"Sungguh tindakan yang biadab dan tidak berperikemanusiaan. Aparat keamanan harus segera mengusut kasus ini dan menemukan pelakunya," kata Nanang dalam keterangan tertulis, Minggu (29/11/2020).
Selain itu, PSI juga meminta masyarakat tidak terpancing provokasi dan tetap tenang dengan menyerahkan penanganan kasus kepada pihak berwenang.
Baca Juga: Fakta Satu Keluarga Dibunuh Teroris MIT, Penggal Kepala dan Bakar Rumah
"Serahkan ke aparat hukum. Kita percaya pelaku akan diganjar hukuman seadil-adilnya atas perbuatan keji mereka," kata Nanang.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat Gereja Bala Keselamatan mengecam aksi penyerangan sekelompok orang anggota teroris Mujahid Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora terhadap jemaatnya di Pos Pelayanan Lewonu, Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam penyerangan tersebut, empat orang jemaat terbunuh, di antaranya ada yang dipenggal dan satu dibakar.
Tak hanya itu, gereja pos pelayanan dan enam rumah jemaat di Desa Lemba Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, juga dibakar oleh kelompok penyerang, Jumat (27/11) sekitar pukul 08.00 WITA.
"Kami belum menerima rincian informasi tentang peristiwa tersebut. Namun, Kami mengecam keras aksi tersebut karena termasuk perbuatan yang tak berperikemanusiaan," demikian pernyataan Pimpinan Pusat Gereja Bala Keselamatan yang berkedudukan di Bandung, Jawa Barat, dalam pernyataan tertulis yang didapat Suara.com, Sabtu (28/11/2020).
Baca Juga: Detik-detik Teroris MIT Bakar Rumah dan Bantai 4 Warga
Dalam rilis itu tertulis, Pimpinan Pusat Gereja Bala Keselamatan menyampaikan perasaan duka dan simpati yang mendalam terhadap korban yang meninggal dan keluarganya serta seluruh jemaat di Sigi.
Pihak gereja menegaskan, tindakan kekerasan dengan alasan dan cara apa pun, merupakan tindakan pelanggaran hukum dan hak asasi manusia.
"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya bagi komandan divisi dan para opsir Bala Keselamatan yang telah berkoordinasi cepat dengan aparat kepolisian serta pemerintah Kabupaten Sigi dan Propinsi Sulawesi Tengah untuk langkah penanganan peristiwa ini serta perlindungan bagi warga."
Pimpinan Pusat Gereja Bala Keselamatan meminta pemerintah dan aparat kepolisian untuk menerapkan kebijakan antisipatif terhadap gerakan kejahatan dan sadistis agar peristiwa itu tak terulang.
"Kami juga mengharapkan pemerintah dan kepolisian Sigi maupun Sulawesi Tengah dapat segera mengungkap pelaku serangan brutal ini, memberi tindakan yang sesuai dan mengusut serta membasmi jaringan-jaringan kejahatan ini."