Teror di Desa Lemban Tongoa: Jangan Dimanfaatkan Jadi isu Politik Apapun

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 28 November 2020 | 15:57 WIB
Teror di Desa Lemban Tongoa: Jangan Dimanfaatkan Jadi isu Politik Apapun
Ilustrasi kebakaran (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi teror dan ekstremisme-kekerasan kembali terjadi di Sulawesi Tengah, tepatnya di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.

Dari penelusuran beberapa sumber dan informan SETARA Institute di Sulawesi Tengah, empat warga dalam satu keluarga dibunuh.

Selain itu, satu rumah ibadah Bala Keselamatan dan enam rumah dibakar. Untuk mengantisipasi terjadinya serangan lanjutan, ratusan warga diungsikan ke tempat yang lebih aman di Kabupaten Sigi.

Wakil Ketua Badan Pengurus Bonar Tigor Naipospos dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara.com, Sabtu (28/11/2020), menyampaikan beberapa pernyataan.

Pertama, SETARA Institute mengutuk tindakan oleh kelompok penyerang dan turut berduka cita atas meninggalnya warga sipil.

Kedua, dalam analisis SETARA Institute, tindakan kekerasan tersebut diduga dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur Poso, sisa-sisa kelompok Santoso yang belum berhasil diringkus oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala.

Untuk diketahui, jarak antara Poso Pesisir Utara, dimana MIT sebelumnya berbasis dan melakukan aktivitas, dengan Lemban Tongoa hanya sekitar 23-25 Kilometer. Kabupaten Sigi sendiri secara geografis berada di antara Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong yang selama ini dianggap sebagai teritori MIT Poso.

Ketiga, SETARA Institute mendesak agar Satgas Operasi Tinombala yang masa tugasnya sudah diperpanjang sampai 31 Desember 2020 agar mengoptimalkan sisa masa tugas untuk perburuan belasan anggota MIT Poso yang masih berkeliaran di hutan dan pegunungan sekitar Poso.

"Komplotan teroris Poso tersebut tidak boleh diremehkan, apalagi dianggap lemah," kata Bonar.

Baca Juga: Polisi Menduga Kekerasan di Desa Lemban Tongoa Dilakukan MIT Poso

Pasca tewasnya Santoso dan tertangkapnya Basri pada 2016, katanya, Ali Kalora telah mengambil alih kepemimpinan MIT Poso dan hingga kini tak tersentuh aparat.

REKOMENDASI

TERKINI