Suara.com - Politisi Partai Demokrat Andi Arief mengusulkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi Kota Medan.
Ia meminta KPK menyelidiki mantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution yang ikut berlaga di Pilkada Kota Medan.
Permintaan tersebut disampaikan oleh Andi melalui akun Twitter miliknya @andiarief_.
Ia menyampaikan permintaan tersebut usai KPK menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo atas dugaan korupsi perizinan ekspor benih lobster (benur).
Baca Juga: Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Terjaring OTT KPK, Statusnya Diumumkan Besok
"Saya menyarankan KPK ke Kota Medan. Tolong pertimbangkan saran saya, " kata Andi seperti dikutip Suara.com, Sabtu (28/11/2020).
Andi menyarankan para penyidik KPK mengikuti gerak-gerik para pejabat negara hingga jajaran menteri kabinet kerja Presiden Jokowi.
Mereka datang ke Medan untuk menemui mantu Jokowi yang ikut dalam kontestasi Pilkada Kota Medan.
"Mengikuti gerak para pejabat negara termasuk para menteri dari Jakarta yang mengunjungi paslon mantu presiden, " tutur Andi.
Bobby Nasution sendiri berpasangan dengan Aulia Rahman di Pilkada Kota Medan 2020.
Baca Juga: Ramai Spanduk Ajakan Memilih Kotak Kosong di Gowa, Ini Kata Pengamat
Keduanya didukung oleh delapan partai, yakni PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, PAN, Hanura, PSI, PPP, dan Gerindra.
Bobby-Aulia melawan calon petahana Akhyar Nasution dan Salman Al Farisi. Keduanya diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Tim Satgas KPK dikabarkan menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan beberapa orang dalam operasi tangkap tangan atau (OTT), pada Rabu dini hari.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut penangkapan tersebut diduga terkait dengan ekspor benur yang tengah aktif dilakukan oleh Kementerian KKP.
"Benar, KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Nurul dikonfirmasi, Rabu pagi.
Tim antirasuah menangkap Edhy bersama rombongannya itu, di Bandara Soekarno Hatta. Ada pula sejumlah pihak yang belum diketahui turut ditangkap oleh tim KPK.
"Tadi pagi jam 1.23 WIB di Soetta (Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," ucap Ghufron.