Suara.com - "Saya kagum dengan internet dari dulu. Saya habiskan masa remaja saya di online, membangun jaringan dan bisnis, dan dibesarkan di daerah luar kota, Surrey."
Itu tadi pernyataan Adnan Ebrahim, 30 tahun, seorang pengusaha teknologi di Inggris.
Ia mendirikan situs Car Throttle, komunitas internet untuk penggemar mobil, dari kamarnya. Adnan sudah menunjukkan jiwa wirausaha sejak kecil.
Dalam percakapannya untuk program A Million by 30 (raih £1 juta atau Rp19 miliar) pada usia 30 tahun) dengan Sean Farrington di BBC Radio 5 Live, ia mengatakan untuk pertama kalinya ia melihat potensi mencari uang lewat internet adalah "saat ia mulai menjual gelang-gelang plastik ke teman-teman sekolahnya pada 2005-2006."
Baca Juga: Rasa Dongkol pada Yamaha Jadi Kunci Morbidelli Raih Sukses di MotoGP 2020
- Kisah pengusaha yang menyediakan 'ATM beras gratis' demi menolong warga miskin selama pandemi
- Pengusaha Zoom yang menjadi miliarder karena Covid-19
- Nadiem Makarim dan Erick Thohir 'siap' menjadi menteri Kabinet Jokowi, apa reaksi pasar?
"Alami kerugian"
Adnan mengatakan penjualan di "eBay puluhan kali lebih banyak dibandingkan jualan langsung. Saya mulai buat lelang pertama gelang-gelang ini dari rumah."
"Saya sempat minta ibu saya untuk ke toko dan membeli sebanyak mungkin".
Penghasilannya ia katakan cukup banyak "untuk ukuran anak sekolah."
Pada usia 16, Adnan mulai membuat blog setelah gagal dalam jualan iPod.
"Saya rugi cukup banyak, sampai £2.000...ternyata ada penjual yang palsu," katanya.
Baca Juga: Dynamite Sukses Besar, BTS Masuk Nominasi Grammy Awards 2021
Menulis blog ternyata lebih banyak menghasilkan. Ia penggemar mobil dan mulai menulis berbagai hal tentang mobil.
"Setiap pulang sekolah, saya tulis artikel, diterbitkan. Besoknya saya lihat hasilnya dan cek berapa banyak orang yang baca... dan melihat berapa banyak hasil dari orang mengklik artikel saya."
"Hidup kedua...'agak malu"
Adnan mulai mencium potensi keuntungan penjualan online setelah uang recehan modalnya menjadi "sepuluh, dua puluh, lima puluh, seratus... sampai beberapa ribu dolar sebulan."
"Aneh rasanya, tapi saya suka tak ada orang yang tahu. Jualan online seperti hidup kedua bagi saya."
Sampai tahap ini, belum ada teman-temannya yang ia beritahu.
"Tak ada yang tahu, selain keluarga saya."
"Saya agak malu, saya ada semacam hidup kedua ini. Saya mulai menulis blog dan saya agak khawatir apa yang akan dipikirkan orang."
"Saya tidak beritahu teman satu kos sampai tahun kedua tinggal bersama mereka... mereka tak tahu apa yang saya lakukan."
Wartawan, Treveor Clawson, yang banyak menulis tentang pengusaha teknologi dan perusahaan yang berkembang cepat, mengatakan rahasia yang dipegang Adnan sering dilakukan di antara para pengusaha muda.
"Ada sejumlah alasan di balik ini, untuk tetap merendah pada tahun-tahun awal," kata Clawson.
"Takut dikritik bisa menjadi faktor. Kritikan teman untuk satu gagasan yang masih dikembangkan, juga bisa membuat pengusaha membicarakan ide-ide mereka dengan teman-teman mereka."
Adnan sendiri mengatakan ia perlu waktu sebelum bercerita tentang bisnisnya.
"Saya merasa kalau saya cerita, teman-teman tak begitu mengerti dan tertarik juga."
Ia mengatakan ia ingat momen saat mulai bercerita tentang bisnisnya, Car Throttle kepada teman satu kos, namun ternyata tanggapannya, berbeda dari yang ia perkirakan.
"Saya bilang, saya punya sesuatu yang besar. Saya punya situs, dan saya ingat teman saya bilang, 'jadi gimana?', bukan satu hal yang menarik untuk dia," cerita Adnan.
Angka "juta"datang cepat
Adnan mengatakan dia ingat keuntungan dalam jumlah "juta" (dalam poundsterling atau miliaran dalam rupiah), mulai muncul di catatan keuangannya.
"Angka juta datang cepat, pada 2013, 2014, dalam bentuk valuasi bisnis, dan mendapatkan angka satu juta pertama dalam pendapatan, satu juta pertama orang yang langganan YouTube, dan angka satu juta pertama pengikut kami di Facebook...kami berkembang cepat," katanya.
Ia menjual Car Throttle pada 2019 ke Dennis Publishing, setelah berhasil membangun pengikut lebih dari 15 juta dan 2,5 miliar orang yang menonton video.
Douglas McCabe, pakar teknologi dan media serta pemimpin eksekutif Enders Analysis, mengatakan bisnis Adnan, bukanlah situs penting tentang mobil namun berhasil mendapat penonton yang besar.
"Situs ini menarik pembaca baru, dengan lebih dari 60% pelanggan berusia di bawah 35 tahun. Jangkauan dalam media sosial sangat bernilai, sektiar 14 kali dan 17 kali lebih banyak dari situs Auto Express dan Car Buyer."
Tahun ini, Adnan masuk dalam daftar pengusaha sukses di majalah Forbes untuk kategori Forbes' 30 Under 30 (di bawah usia 30 tahun.)
Adnan mengatakan ia tidak pernah menyesal memulai bisnis pada saat begitu muda, namun menyatakan "ia seharusnya lebih agresif meraih peluang."
"Waktu lebih muda, saya merasa sering minder," tambahnya.
Ben Laker, profesor di Henley Business School, mengatakan para pengusaha muda sering takut atas keberhasilan mereka sendiri.
Adnan saat ini adalah pemimpin eksekutif perusahaan kesehatan mental, MindLabs, yang didirikan bersama mitra kerjanya Gabor Szedlak.
Nasihatnya untuk para pengusaha teknologi adalah, "Jalan menuju keberhasilan tak mudah, banyak tantangan. Yang harus disadari adalah, kita akan melakukan kesalahan, dan itu wajar."
"Yang perlu dilakukan adalah terus berusaha. Banyak hal yang sulit, itulah yang bisa saya gambarkan apa yang saya lalui," kata dia.