Presiden China Akhirnya Beri Selamat kepada Joe Biden, Harapkan Kerja Sama

Kamis, 26 November 2020 | 17:21 WIB
Presiden China Akhirnya Beri Selamat kepada Joe Biden, Harapkan Kerja Sama
Presiden Cina, Xi Jinping. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden China akhirnya memberikan ucapan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya pada pemilihan presiden Amerika Serikat dan mengharapkan kerjasama damai diantara kedua negara.

Menyadur Al Jazeera, Kamis (26/11/2020) Xi Jinping mengirimkan ucapan selamat kepada Joe Biden pada hari Rabu (25/11). "Hubungan yang sehat dan stabil adalah harapan bersama dari komunitas internasional", ujar Xi Jinping yang disiarkan oleh Kantor Berita China, Xinhua.

"Kami berharap kedua belah pihak akan menjunjung tinggi semangat non-konflik dan non-konfrontasi, saling menghormati dan kerja sama, akan fokus pada kerja sama, mengontrol perbedaan, dan mempromosikan pembangunan hubungan China-AS yang sehat dan stabil," papar Xi Jinping.

Jaringan berita di Amerika Serikat menyebut pemilihan presiden yang digelar pada 3 November tersebut dimenangkan oleh Biden. Sehari setelah itu, para pemimpin di seluruh dunia langsung memberi selamat kepada mantan wakil presiden era Barack Obama tersebut.

Baca Juga: Proses Transisi ke Pemerintahan Joe Biden Telah Dimulai

Xi Jinping menjadi salah satu presiden dari pemerintah besar terakhir yang memberi selamat kepada Joe Biden dan wakil presiden Kamala Haris.

Tidak ada penjelasan mengapa Presiden China tersebut baru mengucapkan selamat, namun menurut beberapa pengamat menyebutkan bahwa China ingin menghindari ketegangan dengan Trump.

Preman

Hubungan antara China dan AS berada pada titik terburuk dalam beberapa dekade dengan beragam perselisihan mulai dari teknologi dan perdagangan, masalah Hong Kong, dan pandemi Covid-19.

Selama empat tahun memimpin Amerika Serikat, pemerintahan Donald Trump telah mengeluarkan serentetan sanksi terhadap Beijing.

Baca Juga: Kilas Balik, Pejabat China Ungkap Susahnya Tutup Pasar Ikan Wuhan

Keduanya bentrok dalam perang dagang yang memanas atas tuntutan AS, termasuk akses yang lebih besar ke pasar China, reformasi luas dari bidang permainan bisnis yang sangat menguntungkan perusahaan China, dan melonggarnya kontrol negara yang ketat oleh Beijing.

Pada bulan Januari, kesepakatan ditandatangani antara kedua negara tersebut dan menghasilkan "gencatan senjata" parsial yang mewajibkan Beijing untuk mengimpor produk AS selama dua tahun, mulai dari mobil, mesin dan minyak hingga produk pertanian senilai 200 miliar dolar.

Pemerintahan Trump juga menargetkan perusahaan teknologi China, yang dikatakan mengancam keamanan nasional, termasuk aplikasi berbagi video TikTok dan raksasa seluler Huawei.

Namun belum ada kepastian jika hubungan AS-China akan menurun tensinya di bawah kepemimpinan Joe Biden sebab Partai Demokrat yang blak-blakan menyinggung catatan hak asasi manusia yang buruk di China.

Selama debat utama di internal Partai Demokrat pada bulan Februari, Joe Biden juga pernah menyebut Xi Jinping sebagai "preman".

Selama masa kampanye, Joe Biden menyebut tindakan keras terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang China sebagai "genosida".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI