Setahun Lalu, Fadli Zon Pernah Nasihati Edhy Prabowo Soal Ekspor Benur

Kamis, 26 November 2020 | 13:51 WIB
Setahun Lalu, Fadli Zon Pernah Nasihati Edhy Prabowo Soal Ekspor Benur
Foto Fadli Zon Baca Buku (Twitter/FadliZon).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo telah dicokok KPK lantaran ia terseret dalam dugaan kasus korupsi benih lobster.

Ternyata kolega Edhy di Partai Gerindra, Fadli Zon sudah mengingatkannya jauh-jauh hari sebelum ditangkap komisi antirasuah.

Nyaris setahun yang lalu, Fadli mencuit di akun Twitternya, memberi nasihat kepada Edhy agar tidak malu dengan masukan dan saran dari pendahulunya, Susi Pudjiastuti.

Saran tersebut Fadli sampaiakan terkait kebijakan benih lobster yang dibuka kembali oleh Edhy.

Baca Juga: Edhy Prabowo Ditahan KPK, KKP Tetap Beroperasi Normal

Dikutip dari hops.id -- jaringan Suara.com, Fadli menilai Susi sebagai sosok yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Edhy mendengar dan menimbang saran dan kritikan dari eks menteri kelautan tersebut.

Edhy Prabowo menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka di gedung KPK, Kamis (26/11/2020). (Suara.com/Welly)
Edhy Prabowo menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka di gedung KPK, Kamis (26/11/2020). (Suara.com/Welly)

“Saya sarankan pada kolega saya Menteri Edhy Prabowo untuk mempertimbangkan masukan dan kritik yang baik soal benih lobster. Jangan apriori walau datang dari manapun apalagi dari pendahulu @susipudjiastuti yang punya nasionalisme tinggi. Saya yakin Menteri Edhy Prabowo akan bijak bersikap,” cuit Fadli pada tanggal 17 Desember 2019.

Lima hari sebelum Fadli Zon membuat cuitan itu, Edhy Prabowo menjelaskan ekspor benih lobster merupakan salah satu opsi yang akan diambil Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Edhy menyebut kebijakan ekspor benih lobster masih didalami dan kementeriannya akan meminta masukan dan kajian dari berbagai pihak untuk keputusan ekspor benih lobster.

Berkaitan dengan rencana kebijakan ekspor benih lobster, ada 29 aturan di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bakal dirapikan ketika itu.

Baca Juga: Prabowo Terima Pengunduran Diri Edhy, Tak Berani Sebut Penggantinya di KKP

Kemarin cukup ramai soal lobster, memang belum kita putuskan. Jadi baru dalam tahap pendalaman. Ribuan orang yang tergantung dalam kehidupannya ini dulu yang harus dicari jalan keluarnya. Ini tugas saya mencari jalan keluarnya, yang memang simulasinya banyak. Apakah akan kita ekspor? Itu salah satu solusi Apa solusinya ekspor 100 persen? Saya tidak akan setuju. Kalau mau tanya sikap saya, saya maunya dibesarkan 100 persen di Indonesia. Karena itulah potensi kita dan bisa mendapatkan nilai tambahnya,” ujar Edhy dalam acara Gelar Wisata Bahari di kementeriannya, Kamis (12/12/2019).

Diketahui, Susi melarang keras perizinan ekspor benih lobster yang dibuka Edhy Prabowo.

Itulah sebabnya Susi mengkritik kebijakan Edhy melalui berbagai kesempatan termasuk di media sosial.

Di akun Twitternya, Susi menuliskan lobster jangan disamakan dengan nikel karena keduanya sumber alam yang berbeda. Satunya makhluk hidup satunya benda mati.

“Nikel itu benda mati, tidak bisa beranak pianak diambil akan habis. Lobster itu makhluk hidup bernyawa, berkembang biak/ beranak pianak,” cuit Susi di akun Twitternya @susipudjiastuti pada Selasa (17/12/2019).

Susi mengkritik kebijakan ekspor benih lobster ini. Seharusnya yang diekspor bukan benihnya tapi induk lobster yang sudah siap dikonsumsi.

“Lobster itu SDA yang Reneawble. Salah satu dari sedikit SDA laut yang bisa diakses/ditangkap dengan mudah oleh pancing, bubu dari para nelayan kecil di pesisir. Pengambilan tidak perlu dengan kapal besar/alat modern lainnya. Negara wajib menjaga sumber livelyhood nelayan kecil ini dengan Benar & Baik,” beber Susi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI