Buka Munas MUI, Jokowi: Dakwah Islam di Indonesia Tidak Menebar Kebencian

Rabu, 25 November 2020 | 22:24 WIB
Buka Munas MUI, Jokowi: Dakwah Islam di Indonesia Tidak Menebar Kebencian
Jokowi memimpin rapat terbatas mengenai antisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober tahun 2020 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 19 Oktober 2020 / Foto : Sekretariat Presiden
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dalam perjalanannya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menjadi tenda besar umat Islam sebagai khadimul ummah sebagai pelayan umat.

Dimana komitmen dan peran MUI telah teruji dalam membimbing, membina dan mengayomi umat Islam dimana pun berada

"MUI telah menjadi tenda besar umat Islam sebagai khadimul ummah sebagai pelayan umat, dengan komitmen dan peran yang telah teruji dalam membimbing, membina dan mengayomi umat Islam dimanapun berada," ujar Jokowi dalam sambutannya melalui video konferensi pada Musyawarah Nasional X MUI secara daring pada Rabu (25/11/2020).

Pemerintah kata Jokowi pun mendukung ikhtiar MUI yang mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin dalam kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk.

Baca Juga: Pakai Sarung, Wapres Ma'ruf Hadiri Munas X MUI

Corak keIslaman Indonesia yakni identik melakukan dakwah yang damai, tidak menebar kebencian ataupun merasa benar sendiri.

"Pemerintah mendukung penuh ikhtiar MUI dalam mewujudkan Islam Rahmatan lil alamin dalam kehidupan bangsa yang majemuk, corak keislaman di Indonesia identik dengan dakwah kultural yang persuasif dan damai, tidak menebar kebencian, jauh dari karakter ekstrem dan merasa benar sendiri," tutur dia.

Corak keislaman Indonesia tersebut kata Jokowi justru menunjukkan semangat dakwah yang merangkul sesuai akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.

"Semangat dakwah kita adalah merangkul bukan memukul, karena hakekat dakwah adalah mengajak umat kepada kebaikan sesuai akhlak mulia Rasulullah SAW," tutur dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bersyukur ikhtiar MUI didukung oleh semua elemen bangsa, yang menyadari untuk hidup berdampingan dan bekerja sama dan kemajuan bangsa.

Baca Juga: Ini Nopol Asli Mobil Plat RI 1 yang Terobos Masuk ke Mabes Polri

Pemerintah kata Jokowi tidak dibiarkan sendirian, namun ditemani, bahkan dibantu oleh berbagai ormas Islam bersama para ulama, para habaib, dan para cendekiawan muslim.

"Inilah modal berharga sebagian sebuah bangsa yang belum tentu dimiliki oleh negara lain," ucap dia.

Tak hanya itu, pemerintah kata Jokowi terus mengerahkan semua sumber daya manusia untuk mengatasi dampak Covid-19.

Kemudian pemerintah juga menyeimbangkan penanganan kesehatan dan penanganan ekonominya, membuat masyarakat aman dari Covid, namun tetap produktif dan mampu bertahan hidup.

Jokowi juga memberikan apresiasi yang tinggi pada langkah responsif MUI dalam mencegah penularan Covid-19, dengan menyusun sejumlah fatwa dan panduan beribadah untuk memastikan keamanan dan kemudahan umat saat beribadah.

Fatwa-fatwa tersebut sangat kontekstual dan senafas dengan prinsip-prinsip kemaslahatan.

"MUI juga sangat konsisten menyuarakan pentingnya kita mematuhi protokol kesehatan termasuk kegiatan beribadah dan berdakwah, mengutamakan keselamatan jiwa di tengah pandemi merupakan prinsip kemaslahatan syariat Islam," tutur dia.

Lebih lanjut, Kepala Negara menyebut keterlibatan aktif MUI untuk mengajak umat disiplin menjalankan protokol kesehatan, akan menjadi teladan yang baik.

Dengan keteladanan para ulama, para habaib dan tokoh agama, tokoh masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan, Jokowi meyakini tugas berat pemerintah akan menjadi ringan.

"Saya mohon MUI juga dapat membantu mengawal program vaksinasi yang akan segera kita lakukan sebagai jalan keluar untuk mengatasi pandemi, agar kesehatan masyarakat cepat pulih dan ekonomi bangkit kembali," ucap Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada jajaran dan seluruh jajaran MUI pusat dan daerah di seluruh Indonesia, atas perannya menjadi jembatan komunikasi antara peran ulama dan pemerintah, antara ulama dan umaroh.

"Atas kontribusinya mencerdaskan dan memberdayakan ekonomi umat sehingga terbangun hubungan yang harmoni dan kondisi bukan hanya di internal umat Islam, tapi juga kerukunan antar umat beragama di seluruh penjuru tanah air," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI