2400 Pekerja Tertular Virus Corona, 28 Pabrik Sarung Tangan Lateks Ditutup!

Rabu, 25 November 2020 | 17:19 WIB
2400 Pekerja Tertular Virus Corona, 28 Pabrik Sarung Tangan Lateks Ditutup!
Ilustrasi sarung tangan lateks. (Pixabay/sweetlouise)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produsen sarung tangan lateks terbesar di dunia, Top Glove menutup secara bertahap puluhan pabriknya karena lebih dari 2400 pekerjanya tertular virus corona.

Menyadur CBS News Rabu (25/11), hal ini akan mengganggu pasokan selama pandemi dan membuat pabrik menunda pengiriman sarung tangannya selama dua hingga empat minggu.

Top Glove yang berbasis di Malaysia mengatakan telah menghentikan sementara produksinya di 16 pabrik di Klang, sebuah kota di luar Kuala Lumpur.

Proses produksi dihentikan sejak 17 November untuk menyaring pekerja. Hal ini membuat Top Glove kewalahan karena hanya menyisakan 12 pabrik untuk tetap beroperasi sehingga kapasitas jauh berkurang.

Kementerian kesehatan melaporkan 1.511 kasus lagi di daerah itu pada hari Selasa, tetapi tidak mengatakan berapa banyak yang merupakan pekerja pabrik.

Ilustrasi sarung tangan dan masker medis. (Pixabay/Alexas_Fotos)
Ilustrasi sarung tangan lateks. (Pixabay/Alexas_Fotos)

Cluster tersebut berkontribusi pada rekor tertinggi harian sebesar 2.188 kasus di seluruh negeri, menjadikan total kasus Malaysia menjadi 58.847. Cluster di wilayah Klang saat ini paling aktif dengan 4.036 kasus.

Top Glove mengatakan selama ini mampu memproduksi sekitar 90 miliar sarung tangan karet dalam setahun atau sekitar seperempat dari pasokan dunia.

Pabrik ini mengekspor ke 195 negara dan keuntungan merek melonjak di tengah meningkatnya permintaan untuk produknya karena pandemi.

"Kami memperkirakan penundaan dalam beberapa pengiriman sekitar dua hingga empat minggu, serta waktu tunggu yang lebih lama untuk pesanan, dan memperkirakan kemungkinan dampak 3% pada proyeksi penjualan tahunan untuk tahun keuangan 2021," kata Top Glove dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Pemilih Wajib Kenakan Sarung Tangan

"Untuk meminimalkan dampak pada pelanggan kami, kami mengalokasikan pesanan penjualan ke pabrik yang tidak terpengaruh dan menjadwalkan ulang pengiriman jika memungkinkan," katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

REKOMENDASI

TERKINI