Sah! Mulai Hari Ini Skotlandia Gratiskan Pembalut bagi Warganya

Rabu, 25 November 2020 | 13:43 WIB
Sah! Mulai Hari Ini Skotlandia Gratiskan Pembalut bagi Warganya
ilustrasi pembalut [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Skotlandia baru saja mengesahkan RUU Period Product yang mengatur tentang pembagian produk haid seperti pembalut dan tampon secara gratis pada warganya.

Menyadur Cosmopolitan Rabu (25/11), anggota parlemen sudah memberikan suara penuh untuk mendukung RUU tersebut. Gerakan ini dilakukan untuk mengatasi 'krisis period' yang membuat warganya kesulitan mendapat pembalut.

"Haid tidak berhenti karena pandemi dan produk seperti tampon juga pembalut yang dapat digunakan kembali sangat penting," ujar politisi yang menginisiasi gerakan ini, Monica Lennon.

Nantinya, produk-produk yang dibutuhkan saat haid akan diberikan secara gratis di beberapa lokasi seperti sekolah dan universitas.

Baca Juga: Viral Kisah Perempuan Telat Haid Selama 10 Bulan, Ternyata Karena Ini

Lennon mengatakan aksi ini sebagai terobosan baru karena belum pernah dilakukan oleh negara lain. Setelah mendapat pembalut gratis, Lennon masih memiliki program kesetaraan gender lainnya.

Ilustrasi pembalut (Shutterstock).
Ilustrasi pembalut (Shutterstock).

"Langkah kami selanjutnya adalah memastikan kesehatan perempuan secara umum. Wanita tetap menjadi prioritas utama dalam agenda politik di Skotlandia," ujarnya.

Ia juga berharap bisa mengakhiri semua stigma seputar menstruasi dan pendidikan tentang hal ini harus dimulai dari tingkat sekolah.

Sekretaris Komunitas Skotlandia Aileen Campbell memuji pengesahan undang-undang tersebut sebagai "momen penting untuk kesetaraan gender".

Langkah tersebut dilakukan beberapa bulan setelah pemerintah mengumumkan pajak tampon, PPN yang dibebankan atas penjualan produk sanitasi akan dihapuskan di Inggris pada tahun 2021.

Baca Juga: Menghitung Masa Subur untuk Haid Teratur dan Tidak Teratur, Ini Caranya!

Sebelumnya, dalam sebiuah penelitian dari Plan UK tahun 2017 disebutkan jika sekitar 10% wanita di Inggris tidak mampu membeli produk menstruasi.

15% lainnya berjuang keras untuk membelinya dan 19% telah berubah menjadi produk yang kurang sesuai karena biaya. Sementara itu, krisis period diyakini melonjak saat pandemi virus corona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI