Suara.com - Profil Edhy Prabowo sedang menjadi sorotan. Ia ditunjuk Presiden Jokowi sebagai pengganti Susi Pudjiastuti menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). Akan tetapi, Rabu dini hari (25/11/2020), Edhy Prabowo ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai tiba dari kunjungannya ke Amerika Serikat (AS).
Penangkapan Edhy Prabowo itu berkaitan dengan dugaan korupsi benih Lobster. Sejak awal menjabat, kebijakan Edhy kerap dianggap kontroversial karena bertolak belakang dengan regulasi Menteri Susi Pudjiastuti yang melarang ekspor benih lobster. Sejak itu, sosoknya menjadi perhatian publik.
Apa saja yang sudah membuat Edhy bisa masuk ke kalangan politikus hingga menjadi menteri? Berikut profil Edhy Prabowo dari bisnis hingga perjalanan karier politiknya.
Kehidupan Awal Edhy Prabowo
Baca Juga: Ini Reaksi Susi Pudjiastuti Setelah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK
Dr. Edhy Prabowo, S.E., M.M., M.B.A. lahir di Muara Enim, Sumatra Selatan, 24 Desember 1972. Edhy adalah politikus Indonesia yang berasal dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Edhy menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia sejak 23 Oktober 2019 pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf.
Sebelumnya, Edhy menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR dan Ketua Fraksi Gerindra di MPR RI peridoe 2014 - 2019. Kehidupan awal politik Edhy Prabowo dimulai ketika dia merantau ke Jakarta. Di sana dia diperkenalkan dengan Prabowo Subianto yang masih berpangkat Letkol dan menjabat Dangrup III TNI AD. Prabowo menerima Edhy dan membiayai pendidikannya di ilmu pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.
Di samping itu, Edhy juga tetap belajar silat setiap akhir pekan di Batujajar, Bandung. Edhy pun menjadi orang kepercayaan Prabowo dan ikut mendampinginya berdomisili di Jerman dan Yordania untuk merintis bisnis.
Ketika Prabowo mendirikan Partai Gerindra, Edhy mencalonkan diri sebagai caleg di kampung halamannya, yakni Dapil Sumatra Selatan II. Edhy berhasil terpilih dan masuk DPR. Sambil aktif sebagai wakil rakyat, Edhy juga aktif mengurus perguruan silat Satria Muda Indonesia dan beberapa bisnis lainnya.
Perjalanan Bisnis Edhy Prabowo
Baca Juga: Menteri Edhy Ditangkap KPK, Ini Arahan Prabowo Kepada DPP Gerindra
Edhy Prabowo mendirikan perusahaan jasa keamanan, PT Garuda Security Nusantara pada 2007. Edhy juga menjabat sebagai Presiden Direktur dan menjadi Komisaris di PT Kiani Lestari Jakarta, perusahaan kertas milik Prabowo Subianto.
Selain itu, Edhy Prabowo juga pernah memimpin perusahaan PT Alas Helau, sebagai Direktur tahun 2004-2015 dan PT Tusam Hutani Lestari sebagai Direktur Utama tahun 2004-2015. Kemudian di PT Swadesi Dharma Nusantara, dia menjabat sebagai komisaris tahun 2000-2004 dan PT Nusantara Energi, sebagai Asisten Direktur Utama tahun 1998-2004.
Perjalanan Karier Politik Edhy Prabowo
- Wakil Ketua Harian Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI) (1997)
- Asisten Direktur Utama PT Nusantara Energi (1998-2004)
- Komisaris PT Swadesi Dharma Nusantara (2000-2004)
- Sekretaris Yayasan Pendidikan Kebangsaan (2002)
- Direktur Utama PT Tusam Hutani Lestari (2004-2015)
- Direktur PT Alas Helau (2004-2015)
- Direktur Utama PT Garuda Security Nusantara (2005-2015)
- Ketua Diklat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (2005)
- Bidang Pengembangan Prestasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (2007)
- Komisaris PT Kiani Lestari (2007-2015)
- Ketua Percepatan Pengadaan Log PT Kertas Nusantara (2007-2009)
- Ketua Koperasi Swadesi Indonesia (2009-2015)
- Ketua Bidang Pemuda & Olahraga DPP Partai Gerindra (2008-2012)
- Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP Partai Gerindra (2008)
- Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan & Pembangunan Nasional DPP Partai Gerindra (2012)
Harta kekayaan Edhy Prabowo mencapai Rp 7,4 miliar, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terbaru dari situs resminya elhkpn.kpk.go.id. Ini mengalami kenaikan sekitar Rp 3 miliar dari tahun sebelumnya.
Tahun 2019, Edhy Prabowo memiliki kekayaan senilai Rp 4.562.804.877 atau Rp 4,5 miliar. Kemudian pada LHKPN terbaru tahun 2020 ini, total harta kekayaan Edhy Prabowo Rp 7.422.286.613 atau Rp 7,4 miliar.
Kekayaan itu terdiri dari sejumlah tanah dan bangunan yang totalnya mencapai Rp 4,3 miliar. Terdapat 7 tanah dan bangunan di Muara Enim serta 3 yang lainnya di Bandung.
Selain itu, Edhy Prabowo juga memiliki 2 motor (RX-KING dan Honda Beat), 2 mobil (MITSUBISHI PAJERO), BMC sepeda (Rp 65 juta) dan Genset Honda (Rp 45 juta). Edhy memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp 1.926.530.000 serta kas dan setara kas Rp 256.520.433.
Berbeda dari tahun sebelumnya, 2019 Edhy tercatat memiliki hutang sebesar Rp 165.333.500. Namun tahun dalam laporan tahun 2020 ini, kolom hutang Edhy Prabowo tidak terisi alias kosong.
Kronologi Edhy Prabowo Ditangkap KPK
Edhy Prabowo ditangkap oleh penyidik KPK di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada hari Rabu (25/11/2020). Dirinya ditangkap begitu setibanya dari Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat (AS).
Edhy Prabowo ditangkap bersama sejumlah orang di lingkungan KKP, di mana penangkapan itu diduga terkait penetapan izin ekspor baby lobster atau benur. Kabar yang beredar, Edhy juga ditangkap bersama istrinya.
Penangkapan Edhy di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang pada Rabu (25/11/2020) dini hari dipimpin oleh Novel Baswedan. Hal itu dibenarkan Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi soal penangkapan Menteri Edhy Prabowo.
"Salah satu Kasatgas tersebut benar Novel Baswedan," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dikonfirmasi, Rabu (25/11/2020).
Selain Novel, ada tiga satgas yang ikut dikerahkan saat menangkap Edhy Prabowo dan keluarganya serta beberapa beberapa orang dari Kementerian KKP.
Demikian profil Edhy Prabowo, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) yang ditangkap KPK.
Kontributor : Mutaya Saroh