Suara.com - Pelaku penembakan misterius yang menewaskan tiga warga di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua pada Jumat (20/11/2020) diduga menggunakan pakaian seragam serba hitam.
Tiga korban tewas dalam aksi penembakan itu adalah Aki Alom, PNS Dinas Pertanian; Wapenus Tabuni (17) siswa Sekolah Alkitab Eromaga, dan Warius Murib (12) siswa SD YPPK Mudidok.
Molu Telenggen, anggota keluarga ketiga korban menerangkan, penembakan misterius itu terjadi di tempat yang sama dan hanya berselang satu jam dari penembakan dua pelajar sebelumnya.
“Mereka dari Agandugume hendak menuju ibu kota Ilaga itu jam 12 siang. Mereka ada enam orang. Dari Agandugume ke Ilaga itu ada tiga jalan. Jadi yang tiga orang lainnya, lewat jalan lain. Aki, Wapenus dan Warius lewat jalan menuju gunung (belantara Limbaga), jalan pintas menuju Ilaga. Ternyata sudah ada anggota siaga di gunung Limbaga atau Gaikunume. Pas Tiga orang ini masuk di tempat (Limbaga) itu langsung di tembak,” kata Molu Telenggen saat dihubungi Jubi-- media jaringan Suara.com-, Senin (23/11/2020).
Baca Juga: Sejumlah Gedung SD di Kampung Pesisir Mimika Rusak Berat, Pemerintah Abai
Sebelumnya, Atanius Wuka dan Manus Murib yang ditembak pukul 11.00 WIB, Atanius meninggal di lokasi kejadian, namun Manus Murib berhasil bertahan hidup karena sempat pura-pura mati.
Manus Murib bersaksi melihat penembak menggunakan seragam, rompi dan helm hitam, sebelum ditembak mereka sempat mengunjungi keluarga di Distrik Agandugume.
Atas kejadian ini keluarga korban mendesak pemerintah Kabupaten Puncak segera mengambil jenazah yang masih tertinggal di tempat kejadian.
“Masa duduk di Polsek tapi yang terima aspirasi itu Sekda, bukan Kapolsek. Kemarin Sekda bilang besok (Selasa, 24/11/2020) akan ambil mayat. Nanti akan sediakan helikopter untuk mengambil empat mayat korban ini,” ucap Telenggen.
Telenggen juga menyebut pihak TNI-Polri enggan menjemput para korban karena merasa pelaku bukan anggota TNI-Polri.
Baca Juga: Ironis! Banyak Gedung SD di Kampung Pesisir Mimika Papua Rusak Berat
“Pihak keluarga minta ke pihak Kapolsek tapi mereka tolak dan bilang itu bukan anggota kami (yang tembak). Mereka itu darimana datang baru ada disitu,” ucapnya.
Ayah dari Manus Murib, Julianus Murib menegaskan keluarga yakin bahwa pelaku penembak bukan Tentara Organisasi Papua Merdeka sebab TPNPB-OPM tidak akan menyerang warga sipil apalagi anak sekolah, dia meminta TNI-Polri tidak menyebar kabar sepihak.
“Kami sekeluarga minta agar aparat TNI dan Polri untuk tidak menyebar berita hoax di media massa tanpa mengetahui kondisi sebenarnya. Kami ini korban. OPM itu tidak bisa tembak masyarakat sembarang apalagi anak sekolah dean PNS,” kata Julianus.
Julianus menegaskan bahwa semua saksi sementara dirawat di rumah sakit sehingga semua peristiwa ini akan dijelaskan oleh saksi yang mengalami langsung peristiwa itu secara rinci.
“Kapolda bilang KKB tapi anak saya ini, dia masih hidup dan masih kuat dia akan bicara semua. Sempat mereka datang minta data, kami keluarga tolak dengan tegas. Saya katakan bahwa kalian biasa ambil data, tapi biasa buat propaganda di media maka kami semua larang tegas. Tidak ada yang diberikan izin mengambil data di keluarga korban, dan empat orang yang ditembak ini sementara mayat masih di hutan di atas di belantara,” tegasnya.
Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kabupaten Intan Jaya Nenu Tabuni bahkan menyampaikan bahwa semua korban adalah keluarganya, dia menyebut penembakan ini dilakukan agar operasi militer tak bocor.
“Seharusnya anak-anak ini bisa sampai ke tujuan mereka. Tapi karena di tengah jalan mereka bertemu dengan anggota yang menggunakan seragam hitam-hitam itu, yang menurut warga sedang melakukan operasi pengejaran Lekagak Telenggen dan Militer Murib secara rahasia, anak-anak ini akhirnya ditembak agar operasi pengejaran itu tidak bocor,” kata Nenu.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa yang dikonfirmasi Jubi mengaku belum mengetahui peristiwa penembakan misterius ini.
“Menurut saya ada hal yang ganjil dalam info ini, jangan-jangan OTK (Orang Tak Dikenal) yang membunuh itu KKSB (Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata) yang menyamar. Atau masyarakat korban itu KKSB nya. Intinya semoga keamanan dan kedamaian segera terwujud. Saya coba cari info dilapapangan ya,” kata Suriastawa.