Suara.com - Seorang dokter spesialis bedah di Arab Saudi meninggal setelah menderita serangan jantung saat dia akan melakukan operasi kepada seorang pasien.
Menyadur News Week, Selasa (24/11/2020) Dr Mahdi al-Emari meninggal dunia pada hari Jumat (19/11) setelah jatuh sakit di Rumah Sakit Sipil Khamis Mushait, tempat dia bekerja.
Rekan kerja Dr Mahdi melaporkan bahwa dia tampak tidak sehat, tetapi ia bersikeras untuk melanjutkan prosedur ortopedi yang sudah dijadwalkan.
Dr Mahdi akhirnya menjalani tes masalah jantung setelah mengeluh sakit perut. Kepala departemen ortopedi memastikan bahwa Al Emari meninggal setelah mengalami serangan jantung.
Baca Juga: Akan Gelar KTT G20, Muncul Laporan Pelecehan Aktivis Wanita di Arab Saudi
"Saat Emari hadir untuk melakukan operasi pada salah satu pasiennya, kami melihat tanda-tanda kelelahan pada dirinya dan dia menderita sakit di perutnya," kata Al Shehri, kepala departemen ortopedi, dikutip dari Al-Watan Daily.
Tidak jelas apakah Dr Madi kembali melakukan operasi pada pasien di Rumah Sakit Sipil Khamis Mushait sebelum atau setelah dia memeriksakan dirinya.
"Al Emari memberikan contoh pengorbanan yang bisa dilakukan seorang dokter hingga saat-saat terakhir hidupnya. Meski perutnya sakit parah, dia tetap bersikeras melakukan operasi. Dia meninggal saat melakukan pekerjaannya. Dia adalah seorang syuhada kerja," Dr Al Shehri mengatakan kepada Gulf News.
Gulf News melaporkan bahwa tindakan Al Emari juga dipuji di media sosial, banyak warganet yang memujinya sebagai seorang martir.
Awal tahun ini, insiden serupa juga pernah terjadi. Seorang ahli bedah bernama Dr Seymour Schwartz meninggal pada usia 92 tahun.
Baca Juga: Arab Saudi Giatkan Kampanye Meredam Ikhwanul Muslimin
Ahli bedah asal Amerika Serikat tersebut terkenal karena membantu merintis operasi modern, serta menulis buku Prinsip Bedah Schwartz, yang disebut "Alkitab ahli bedah".
Buku tersebut dikabarkan masih digunakan oleh mahasiswa kedokteran dan dokter junior lebih dari 50 tahun sejak pertama kali diterbitkan.
"Dr Schwartz memulai kariernya di era ketika cara paling umum untuk mendiagnosis masalah bedah apa pun adalah melalui operasi," kata Michael F. Rotondo, MD, CEO URMFG dan Wakil Dekan untuk Operasi Klinis di Sekolah Kedokteran.
"Selama 70 tahun kariernya, dia mendorong inovasi yang benar-benar membentuk bidang operasi dan praktik ahli bedah yang tak terhitung jumlahnya. Melalui kontribusi dan pengajarannya yang signifikan, perawatan pasien di seluruh dunia meningkat secara dramatis." sambungnya.