Kisah 15 Tahun Angela Merkel Menjadi Kanselir Jerman

Senin, 23 November 2020 | 16:27 WIB
Kisah 15 Tahun Angela Merkel Menjadi Kanselir Jerman
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai kanselir perempuan pertama, Angela Merkel berhasil memimpin Jerman lewati berbagai krisis. Merkel dikenal hati-hati, tidak mencoba menutupi atau mempermanis kenyataan.

Tidak diragukan lagi, Kanselir Jerman Angela Merkel memang terkenal sebagai manajer krisis. Dalam tiap keputusan yang diambilnya, Merkel dengan cermat menimbang risiko dan keuntungan yang dapat dipetik.

Hasilnya tentu saja tidak membuat semua orang senang. Kini, lima belas tahun setelah dilantik pada 22 November 2005, Merkel sudah menyatakan akan mundur sebagai kanselir saat masa jabatannya berakhir pada tahun 2021.

Namun tampaknya, krisis akibat wabah corona telah membuat Merkel tidak bisa dengan tenang merencanakan masa pensiunnya.

Baca Juga: Merkel Soal Pemilu AS: Jerman Berdampingan dengan AS Atasi Masalah Global

Masih banyak yang perlu dibenahi. Angela Merkel lahir pada 17 Juli 1954 di Hamburg dengan nama Angela Kasner. Ayahnya Horst Kasner adalah pendeta protestan, dan ibunya, Herlind, guru Bahasa Latin dan Inggris.

Beberapa minggu setelah Angela dilahirkan, keluarganya pindah ke Jerman Timur. Dia punya 2 adik, seorang lelaki dan seorang perempuan.

Saat kuliah jurusan Ilmu Fisika di Leipzig, Angela Kasner bertemu suami pertamanya, Ulrich Merkel, dan mereka menikah tahun 1977.

Usai kuliah, Angela dan suaminya pindah ke Berlin Timur. Meski di tahun 1982 pasangan ini bercerai, Angela tetap menggunakan nama suaminya.

Merkel muda yang hati-hati

Baca Juga: Angela Merkel: Sang Wanita Inspiratif

Ketika Jerman Barat dan Jerman Timur tengah mempersiapkan penyatuan kembali, Merkel terjun ke dunia politik.

Sejak masa mudanya, Merkel memang dikenal dengan sikapnya yang hati-hati. Tumbuh besar di Jerman Timur, Merkel tidak terlalu bersikap oportunis, namun juga bukan bagian dari aktivis penentang pemerintah.

Saat itu usianya baru 35 tahun. Ia bergabung dengan partai CDU tahun 1990. Kanselir pada masa itu, Helmut Kohl, pada tahun 1991 mengangkat Angela Merkel sebagai Menteri Urusan Perempuan dan Remaja.

Tahun 1994 ia menjadi Menteri Lingkungan dan Keamanan Reaktor Nuklir. Tahun 1998, CDU dan Helmut Kohl mengalami kekalahan dalam pemilu dan Merkel segera melihat peluang untuk menggantikan Kohl di pucuk pimpinan CDU.

Pada tahun yang sama, Merkel kembali menikah. Lelaki pilihannya adalah Joachim Sauer, seorang profesor kimia dan fisika di Universitas Humboldt di Berlin, yang sudah lama menjadi pasangannya.

Hingga kini, Joachim Sauer dengan setia mendampingi Merkel. Namun ia memilih untuk tetap tidak terlalu banyak berada dalam sorotan media massa.

Di tengah krisis akibat skandal sumbangan gelap yang mengguncang CDU, pada tahun 2000 Merkel akhirnya terpilih sebagai perempuan pertama yang menjadi ketua CDU, dan pada tahun 2005 ia menjadi kanselir perempuan pertama di Jerman.

Awal masa jabatan Merkel sebagai kanselir tidak bisa dibilang mulus. Kemenangannya sempat membuat penguasa Rusia Vladimir Putin geram karena ia menjagokan salah satu sekutu terdekatnya, yakni petahana Gerhard Schröder dari Partai SPD.

Dalam pertemuan dengan Merkel pada tahun 2007, Putin bahkan dengan sengaja membawa anjing labradornya. Putin tahu bahwa Merkel dikenal takut terhadap anjing.

Krisis Euro Tugas terbesar pertama yang dihadapi Merkel saat baru menjabat sebagai kanselir adalah ambruknya pasar uang akibat krisis keuangan tahun 2008.

Kebijakannya yang keras mampu menyelamatkan perekonomian Eropa dengan membentuk dana moneter penyelamat mata uang Euro.

Namun kebijakan ini pula yang telah menyeret Yunani dan Spanyol ke jurang kebangkrutan. Popularitas Merkel di Yunani merosot drastis saat krisis Euro memasuki fase menentukan di tahun 2014.

Ia dianggap sebagai musuh negara itu. Tapi Merkel bergeming. Ia tetap mendesak pemerintah Yunani melaksanakan reformasi dan pengetatan anggaran.

Krisis pengungsi dan radikalisme

Krisis pengungsi pada tahun 2015/2016 menjadi tantangan baru buat Angela Merkel. Tanpa mendengarkan keberatan dari partainya sendiri, Merkel membuka pintu bagi satu juta pengungsi Suriah dan Irak yang ingin ke Jerman.

"Kita mampu!" begitu bunyi kredo yang ia dengungkan.

Namun belakangan Merkel dibanjiri kritik karena tidak punya rencana kongkrit mengenai nasib pengungsi setelah mereka tiba di Jerman.

Akibat kebijakan ini, partai CDU pada pemilu tahun 2016 kehilangan banyak suara dan partai ultra kanan yang antipengungsi dan anti-Islam yaitu AfD memperoleh banyak dukungan.

Popularitas Merkel juga terus merosot akibat krisis pengungsi. Dalam sebuah jajak pendapat di majalah politik Cicero tahun 2016, sekitar 64 persen responden menyatakan tidak mau lagi dipimpin Merkel setelah masa jabatannya habis di tahun 2017.

Terkait kebijakannya itu, Merkel mengakui telah "kehilangan kendali" dan mengatakan pembukaan perbatasan yang memungkinkan ratusan ribu orang masuk adalah "kesalahan" yang tidak boleh terulang.

Hingga tahun 2020 ia pun tetap jadi kanselir Jeman. Pada awal tahun ini, krisis pengungsi kembali terjadi di perbatasan Yunani-Turki.

Namun Jerman tampaknya belajar dari kesalahan mereka pada lima tahun sebelumnya. Partai ekstrem kanan AfD semakin populer, serangan ekstremis kanan juga makin meningkat di dalam negeri.

Merkel tahu bahwa ia harus sangat berhati-hati dalam menangani krisis kali ini. Tekanan radikalisme memang makin menguat di Eropa, tidak hanya dari ekstremis sayap kanan, tetapi juga kaum fundamentalis berbasis agama.

Merkel percaya bahwa negara-negara di Uni Eropa harus bekerja sama dalam menghadapi krisis ini.

Pandemi, teori konspirasi, dan percaya akal sehat

Di ujung masa jabatannya, Merkel rupanya tidak dibiarkan rileks, wabah corona melanda dunia. Hingga kini wabah ini telah merenggut jutaan nyawa, dan menjungkirbalikkan kehidupan banyak orang.

Pertengahan Maret 2020, Angela Merkel pertama kali berbicara langsung dengan publik Jerman melalui televisi, menekankan seriusnya keadaan.

"Ini serius. Anda juga harus mengangap ini serius," kata Merkel dalam pidato televisi kepada publik Jerman.

"Sejak Perang Dunia Kedua, tidak ada tantangan bagi negara kita yang sangat membutuhkan solidaritas kita semua.”

Berkali-kali, Merkel juga menekankan bahwa orang-orang harus tetap menggunakan akal sehat mereka.

Sesuai gayanya yang lugas dan tanpa embel-embel untuk mempermanis keadaan, Merkel secara terbuka mengatakan bahwa situasi ke depan akan sulit, tapi ia juga percaya bahwa Jerman akan bisa melewati ujian ini, jika semua warga benar-benar melakukan bagian mereka.

Pada awal November, Jerman kembali memberlakukan lockdown parsial untuk membendung laju sebaran virus corona SARS-CoV-2.

Dalam pidatonya di parlemen Jerman Bundestag, akhir Oktober lalu, Merkel memperingatkan bahwa musim dingin ini akan menjadi musim dingin yang panjang.

“Musim dingin ini akan sulit. Empat bulan yang panjang dan sulit, tapi itu akan berakhir,” ujar Merkel, seraya mengatakan bahwa dia memahami "frustrasi" atas pandemi ini dengan adanya aturan pembatasan baru, tetapi dia mendesak anggota parlemen dan publik untuk melakukan apa yang mereka bisa lakukan untuk memperlambat penyebaran.

"Kebebasan bukan berarti bisa melakukan apa pun yang Anda inginkan," katanya.

"Kebebasan adalah tanggung jawab."

Kanselir Merkel juga mengecam maraknya teori konspirasi dan informasi bohong yang beredar di masyarakat saat dunia berusaha memerangi virus ini.

“Kebohongan, disinformasi, dan teori konspirasi tidak hanya merusak debat demokrasi, tapi juga perang melawan virus," kata Merkel.

Dikagumi Barrack Obama

Pada Selasa (17/11) mantan Presiden AS Barrack Obama merilis buku memoarnya dan secara khusus memuji Angela Merkel di buku itu.

Dalam yang berjudul A Promised Land ini, Obama menulis bahwa Merkel pada awalnya memandang Obama dengan skeptis - mungkin karena pidato Obama yang dinilai kuat dan dengan "retorika yang berlebihan."

Namun, Obama tidak membenci skeptisisme itu dan malah berpendapat bahwa "bagi kepala pemerintahan Jerman, rasa enggan terhadap kemungkinan demagogi mungkin merupakan sikap yang sehat," tulis Obama.

Demagogi menjadi kian marak digunakan oleh politisi, yaitu tindakan atau cara untuk mendapatkan dukungan massa dengan cara membangkitkan emosi, alih-alih menyodorkan sebuah gagasan atau solusi yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral.

Setelah tahun-tahun berganti, Obama semakin berpendapat bahwa Merkel menjadi kian menyenangkan, dan menyebutnya sebagai seseorang yang "dapat diandalkan, jujur, tepat secara intelektual, dan ramah secara yang alami."

Obama juga memuji karakteristik Merkel yang ia sebut telah membentuk karirn pemimpin Jerman itu secara keseluruhan, yakni: "keterampilan organisasi", "kecerdasan strategis" dan "kesabaran yang tak tergoyahkan." ae/hp (dpa, AFP, Reuters, zdf)

REKOMENDASI

TERKINI