Suara.com - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyoroti kegiatan kerumunan yang terjadi pada akhir-akhir ini yang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19.
Kegiatan kerumunan tersebut kata Doni terjadi di wilayah Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Petamburan, Slipi, Tebet Timur dan Megamendung, Bogor.
"Kegiatan-kegiatan kerumunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir terutama di wilayah Bandara Soekarno-Hatta, di wilayah Kelurahan Petamburan, dan juga wilayah Slipi. Kemudian juga Tebet Timur, serta Megamendung," ujar Doni usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/11/2020).
Kerumunan yang dimaksud Doni yakni penjemputan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, acara pernikahan putri Rizieq Shihab hingga perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Perbesar Penularan Corona, MUI Sesalkan Kasus Kerumunan Sepekan Terakhir
Karena itu, Doni mengajak masyarakat yang mengikuti acara kerumunan yang dihadiri Rizieq untuk bersedia mengikuti tes swab antigen atau PCR tes yang telah disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di sejumlah puskesmas.
"Kami mengajak kepada seluruh masyarakat yang ikut dalam aktivitas tersebut agar secara sukarela bersedia untuk melakukan swab antigen yang telah disiapkan oleh pemerintah dan dinas kesehatan DKI Jakarta di sejumlah puskesmas," ucap dia.
Kata Dony, pemeriksaan swab antigen tidak dikenakan biaya atau gratis. Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi sedini mungkin seseorang terpapar atau tidak terpapar Covid-19.
"Pemeriksaan itu dilakukan secara gratis kepada masyarakat. Hal ini sangat penting agar bisa sesegera mungkin diketahui apakah mereka yang ikut kerumunan tersebut terpapar atau tidak," kata dia.
Kepala BNPB itu menyebut, apabila sudah positif terpapar covid melalui pemeriksaan swab PCR, maka harus dilakukan langkah-langkah sedini mungkin baik melakukan isolasi mandiri secara personal yang disetujui atau diberikan rekomendasi oleh petugas puskesmas atau isolasi yang disiapkan pemerintah.
Baca Juga: Plus Bagi Sembako, Polisi Gelar Rapid Tes Khusus Klaster Rizieq di Tebet
"Hal ini adalah sebuah langkah upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat," tutur Doni.
Tak hanya itu, Doni menjelaskan pengalaman selama delapan bulan lebih, jika gejalanya ringan, pasien bisa sembuh 100 persen dan angka kematiannya nol persen. Namun apabila gejala masuk ke fase yang lebih tinggi yakni gejala sedang, angka kematian mencapai 2,6 persen.
"Adapun masuk ke fase gejala berat, angka kematian mencapai 5,5 persen. Dan ketika masuk fase kritis angka kematian menjadi sangat tinggi, 67,4 persen," ucapnya.
Karena itu, ia meminta agar masyarakat sukarela melakukan pemeriksaan swab antigen ataupun PCR.
"Inilah tugas kita semua untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat agar secara sukarela bersedia melakukan pemeriksaan swab apakah PCR atau antigen. Sekali lagi, upaya untuk mengetahui secara dini akan sangat membantu percepatan penyembuhan," katanya.