Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyetorkan uang pengganti terpidana korupsi sebesar Rp 2,36 miliar kepada negara.
Uang itu berasal dari pelunasan hukuman uang pengganti terpidana eks Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Donas PUPR Kabupaten Muara Enim, Elfin MZ Muchtar.
"Jaksa eksekutor KPK telah selesai melaksanakan putusan mejelis hakim terhadap amar putusan pembayaran uang pengganti sehingga terpidana telah melunasi pembayaran uang sebesar Rp 2.365.000.000,00 secara bertahap," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Senin (23/11/2020).
Penyetoran uang terpidana Muchtar dilakukan dalam empat tahap. 1 Juli 2020 Rp 300 juta; 1 Juli 2020 Rp 300 juta; 22 September 2020 Rp1 Miliar; dan 12 November 2020 Rp 765 juta.
Baca Juga: Terpidana Kasus Korupsi APBD Muara Enim Kembalikan Uang Rp1Miliar
Ali mengatakan, dalam amar putusan putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Palembang Nomor : 33/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Plg tanggal 28 April 2020 atas nama terdakwa Elfin MZ Muchtar, Terdakwa selain dihukum badan berupa pidana penjara selama 4 tahun.Terdakwa Muchtar juga dibebankan untuk membayar uang pengganti sebesar Rp 2.365.000.000,00.
"Dengan ketentuan apabila Terdakwa tidak membayar uang pengganti dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dan apabila tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka diganti dengan pidana penjara selama delapan bulan," papar Ali.
Ali menambahkan lembaga antirasuah tidak hanya menuntut pidana penjara sebagai bagian efek jera pelaku korupsi.
"Namun, juga terus berupaya menyelesaikan tagihan denda dan uang pengganti kepada para koruptor sebagai bagian upaya maksimal pemasukan ke kas negara dari hasil asset recovery Tipikor," imbuhnya.
Elfin dijerat KPK terbukti menjadi perantara Bupati Muara Enim nonaktif Ahmad Yani dalam mengatur pembagian uang "fee" proyek di Kabupaten Muara Enim.
Baca Juga: Mantan Ketua DPRD Muara Enim Didakwa Terima Suap Rp3,03 Miliar
Ia terbukti menerima suap dari kontraktor Robi Okta Fahlefi berupa uang tunai sebesar Rp 1 miliar, tanah senilai Rp 2 miliar di wilayah Tangerang, dan sepasang sepatu basket seharga Rp 25 juta.
Tersangka berperan sebagai kaki tangan Ahmad Yani yang menghubungkannya dengan Robi Okta Pahlevi untuk mengambil peran pelaksana 16 proyek jalan senilai Rp 130 miliar yang berasal dari dana aspirasi DPRD Muara Enim Tahun Anggaran 2019.