Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain mengkritik pernyataan politikus Ferdinand Hutahaean yang disampaikan melalui media sosial.
Berawal dari saran dari sejumlah kalangan agar Wakil Presiden Maruf Amin bersedia bertemu dengan pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq untuk meredakan tensi kegaduhan politik akhir-akhir ini. Terhadap saran tersebut -- meskipun Habib Rizieq belum tentu mau -- Maruf Amin melalui juru bicaranya memberikan sinyalemen positif selama pertemuan tersebut bertujuan untuk kebaikan bagi bangsa.
Semenjak Maruf Amin menyatakan sinyal untuk membuka diri untuk bertemu Habib Rizieq, terjadi pro dan kontra di kalangan politikus. Ada yang mendukung, ada pula yang keberatan. Politikus Ferdinand, termasuk yang merasa keberatan seorang wakil presiden bertemu pimpinan FPI.
Ferdinand berkata dengan nada penuh kritik: "Dan kami pun sebetulnya tak masalah dan tak keberatan kalau Pak Maruf mau mundur dari kursi Wapres dan bergabung dengan FPI. Kami ikhlas pak! Biar kursi wapres diisi yang bisa kerja! Maaf ya!"
Pernyataan keras yang dilontarkan oleh Ferdinand membuat Tengku Zulkarnain turun gunung membela Maruf Amin. Tengku menilai pernyataan Ferdinand menunjukkan bahwa dia tidak paham dengan tradisi di kalangan ulama, selain itu Tengku juga membandingkan mengerti latar belakang Maruf Amin dengan Ferdinand.
"Ferdinand, ente mana tahu tradisi bangsa yang biasa dialog. Apalagi tradisi ulama. Yai Maruf itu ulama besar dan wapres. Sejak muda olama politikus. Lha ente?"
Ferdinand diingatkan Tengku supaya jangan meremehkan Maruf Amin. Tengku juga mengingatkan peran besar Maruf Amin dalam kemenangan Joko Widodo di pemilu presiden periode kedua.
"Jangan merendahkan ulama sekelas Yai Maruf Amin. Apalagi menganggap remeh beliau. Beliau itu guru saya. Ferdinand dkk perlu catat besar-besar. Saat pilpres kemarin kalau Pak Jokowi tidak berpasangan dengan beliau dapat dipastikan jeblok dan kalah besar. Sampai di sini paham...?"
Maruf Amin welcome
Menanggapi saran dari sejumlah kalangan agar ikut berperan menurunkan tensi kegaduhan semenjak Habib Rizieq Shihab kembali ke Jakarta, Wakil Presiden Maruf Amin memberikan sinyal positif.
Maruf Amin melalui juru bicaranya, Masduki Baidlowi, menyatakan "welcome" jika Habib Rizieq ingin bertemu dan berdialog untuk kebaikan bangsa.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang beberapa waktu lalu mengunjungi Habib Rizieq di Petamburan, Jakarta Pusat, setuju dan dia menilai Maruf Amin bakal bisa meredakan kegaduhan.
"Wapres KH Maruf Amin kelihatannya bisa berperan meredakan kegaduhan yang tak perlu dan tak produktif. Mudah-mudahan Pak Kyai diberi kesehatan lahir batin," kata Fadli Zon.
Beberapa waktu lalu, Masduki Baidlowi mengatakan, "Jadi wapres saya kira terhadap gagasan pertemuan, ya, wapres tidak masalah ketemu Habib Rizieq. Wapres welcome ya tidak masalah."
"Sehingga saya kira pertemuan antara wapres dan Habib Rizieq kalau gagasan bisa terjadi ya bagus-bagus saja dan wapres tidak menolak."
Terhadap kemungkinan pertemuan itu nanti akan memunculkan berbagai persepsi di tengah masyarakat, tidak terlalu dikhawatirkan karena tidak bisa dihindari.
"Sekali lagi, sepanjang itu membawa kebaikan bagi bangsa dan negara, wapres sebagai ulama dan orang nomor dua pasti akan melakukan."
Menyangkut dugaan pelanggaran protokol kesehatan yang sekarang sedang diusut polisi, Masduki menegaskan, "kita harus menegakkan protokol Covid-19. Karena ketaatan kita adalah kunci agar kita bisa bangkit dan keluar dari krisis. Kalau tidak bisa keluar dari krisis kesehatan, kita tidak bisa keluar dari krisis ekonomi."
Saran agar Maruf Amin dan Habib Rizieq -- yang sama-sama berlatar belakang ulama -- bertemu dan membicarakan kebaikan untuk bangsa disampaikan oleh sejumlah kalangan di tengah sorotan tajam terhadap kegiatan Habib Rizieq usai kembali ke Indonesia.